|
Subur Salim |
EXPOSSIDIK.COM | BATAM - Juara pertama pegelaran Tehnologi Tepat Guna (TTG) tingkat provinsi Kepri 2016, Subur Salim, telah menyiapkan inovasi baru untuk mengikuti pegelaran TTG tahun 2017. Pegelaran TTG yang rencananya akan dimulai dari tingkat Kota Batam dilaksanakan antara Maret atau April 2017 ini.
Dalam perbincangan dengan Subur Salim di kediamannya Blok VI Nagoya yang lebih dikenal dengan sebutan Ahong, Jumat (3/2) 2017 mengatakan, jika pada tahun 2016 dia menciptakan lampu pemanas yang disebut dengan Chafing Dish, sehingga berhasil menyabet juara pertama untuk kategori umum yang merupakan TTG unggulan.
"Maka dalam mengikuti TTG tahun 2017 ini saya akan mengadakan inovasi baru yaitu membuat mesin dwi fungsi, yaitu memanfaatkan panas dan dingin," ujarnya.
Jumat siang itu, Subur Salim sedang menyiapkan kerangka mesin dengan beberapa komponen untuk membuat mesin dwi fungsi panas dingin itu dengan berbagai peralatan. Sesekali ia mengukur dan memotong pipa berbentuk segi empat dan kemudian menempelkan baut. Saat media portal ini meninggalkan tempat kediamannya, mesin dwi fungsi yang akan dibuatkan itu memang belum berbentuk dan masih terus dikerjakannya sendiri. Beberapa pipa paralon bentuk segi empat masih berserakan dengan peralatan lainnya yang nantinya akan diikatkan dengan kabel listrik.
Tentang temuannya mesin dwi fungsi itu, Subur Salim belum berani memberikan target, apakah nantinya berhasil mempertahankan gelar juara tingkat Kepri. Sebab seperti diketahui, sebelum mengikuti TTG tingkat provinsi, maka terlebih dahulu mengikuti tingkat Kota Batam. Bahkan juara tingkat Provinsi juga akan dikirim mewakili Kepri mengikuti tingkat nasional dimana tahun 2016 lalu diadakan di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Khusus dalam temuannya Chafing Dish yang membuatnya meraih gelar tingkat Kota Batam maupun tingkat Provinsi Kepri untuk kategori umum jenis unggulan tahun 2016 lalu, beberapa hotel sudah memanfaatkan lampu pemanas hasil temuannya tersebut.
Adapun manfaat besar dari Chafing Dish yang benar-benar dimanfaatkan tehnologi tepat gunanya yang diciptakan dari inovasi Subur Salim adalah mengurangi zat beracun atau zat berbahaya (toksin) dalam pemanasan makanan seperti di hotel selama ini.
Umumnya memang di hotel, untuk pemanas makanan masih memaki alat Parapin yang toksinnya tidak bisa dihilangkan. Parapin yang dipakai di kebanyakan hotel saat ini, tidak bisa menjamin bebas dari toksin disebabkan temperature alat pemanas tersebut temperaturnya hanya berkisar antara 600 sampai 700 derajat Celsius tidak sampai 1000 derajat,' terangnya.
Padahal diketahui, hanya temperatur 1000 derajat Celsius yang bisa memubunuh atau menghilangkan toksin. Hal ini mungkin karena pemilik hotel belum mengetahui keberadaan alat pemanas baru bernama Chafing Dish yang ditemukan Subur Salim.
Sebagai catatan perbandingan pemanas Parapin dengan Chafing Dish dapat disebut, banyak kelebihan pemanas Chafing Dis. Lampu pemanas Cahfing Dish dapat mengusir lalat dan menimbulkan cahaya Oranye yang pastinya belum ada di penghangat makanan lainnya, termasuk Parapin.
Sementara nilai ekonomis lampu pemanas Chafing Dish dibandingkan dengan Parapin juga sangat signifikan yang panasnya seperti dijelaskan diatas sampai 1000 derajat Celsius sehingga minim atau tidak menimbulkan toksin (zat beracun) dan bisa membunuh toksin.
Apabila dibandingkan dengan Parapin yang panas atau temparaturnya hanya berkisar antara 600 sampai 700 derajat celcius, sehingga menimbulkan toksin dan tidak bisa membunuh toksin dengan jumlah temparatur itu. Kelebihan lainnya, Parapin atau sejenisnya penghangat makanan lainnya, Chafing Dish menggunakan listrik 150 watt x 1,5 = Rp225 perjam.
Sedangkan Parapin kaleng Rp8000 per dua jam dan Parpin isi ulang perjam 150 gram x Rp20 = Rp3000. Chafing Dish sudah ditetapkan merupakan TTG unggulan dari Provinsi Kepri dan dikategorikan lampu pemanas makanan alternatif modern. Sayangnya temuan TTG unggulan provinsi Kepri ini belum disosialisasikan secara maksimal. Seharusnya, sudah banyak hotel yang memakainya, seperti di beberapa hotel Singapura. Sebab di Singapura, tidak ada lagi hotel yang memakai pemanas makanan seperti jenis Parapin.
Pegelaran TTG tingkat kota Batam untuk tahun 2017 ini dikabarkan penyelenggaranya adalah Dinas sosial. Tahun 2016 lalu adalah Dinas UMK dan Koperasi. Untuk memaksimalkan jumlah peserta, masyarakat berharap, kiranya diadakan sosialisasi sampai ke tingkat stockholder, misalnya toko-toko mekanik yang menjual pemanas makanan ini, maupun bengkel.
Sebab pada tahun-tahun sebelumnya, sosialisasi hanya melalui kelurahan dan kecamatan. Seperti diketahui, pegelaran atau perlombaan Tehnologi Tepat Guna ini sudah 18 kali diadakan di Indonesia sejak masih pemerintahan Presiden BJ Habibie. Untuk tahun 2017 ini merupakan ke 18 kalinya.
Bagaimana persiapan Kepri, belum secara jelas diketahui disebabkan penyelenggaranya yaitu Dinas sosial belum bisa dikonfirmasi. Namun patut dicatat, pegelaran semacam TTG ini sangat besar manfaatnya untuk memunculkan inovasi-inovasi baru dari kalangan masyarakat yang kemudian hasil temuan atau inovasinya bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
[Ar/sidik]