Sampah plastik dan rumah tangga berserakan di sepanjang bibir pantai wisata Nongsa, Kota Batam. (Foto: Fay)

Batam, expossidik.com: Sejauh mata memandang sangat jelas terlihat sampah-sampah plastik dan rumah tangga berserakan memenuhi sepanjang kawasan pesisir Pantai Wisata Nongsa, Kota Batam, Minggu (3/10/21).

Sampah yang berserakan tersebut terdiri dari sampah plastik dan sampah rumah tangga. Ada bungkus makanan, botol-botol minuman plastik dan juga kaca hingga kantong-kantong plastik bekas minyak goreng dan lainnya.

Semua sampah-sampah itu bercampur dengan sampah organik seperti kayu, pelepah daun kelapa dan juga buah kelapa yang sudah diambil isinya.

Sejumlah pengunjung yang datang untuk menikmati pantai wisata Nongsa merasa kecewa dan keberatan dengan kondisi bibir pantai yang kotor dipenuhi dengan sampah. 

Padahal, kawasan pantai wisata Nongsa merupakan salah satu tempat favorit masyarakat Batam untuk berlibur dan melepaskan penat setelah menjalani rutinitas sehati-hari.

Salah seorang pengunjung, sebut saja Mitha mengaku kecewa dengan kondisi bibir pantai yang dipenuhi oleh sampah.

Selain dipesisir pantai, sampah-sampah itu juga mengapung di laut sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat yang sedang berenang 

"Berapa kali anak saya yang sedang berenang terpaksa harus membuang botol-botol plastik dan juga buah kelapa ke pinggir pantai," ungkapnya dengan nada kesal.

Menurut dia, ini seperti sebuah bencana. Sampah-sampah tersebut tampak menggunung disepanjang bibir pantai tanpa ada pihak yang membersihkannya.

"Sampah begini adalah bencana, tidak hanya mengganggu ekosistem tetapi juga mengganggu populasi ikan di pantai tersebut," kata dia.

Masih menurut dia, padahal pada saat pengunjung hendak memasuki kawasan pantai tersebut, para pengunjung sudah dikenakan biaya masuk terlebih dahulu. 

"Pengunjung yang menggunakan sepeda motor dikenakan biaya masuk sebesar Rp 5000 dan untuk pengunjung yang menggunakan mobil dikenakan biaya sebesar Rp 10 ribu," jelasnya.

Lanjutnya, ketika pengunjung masuk kedalam kawasan pantai, pengunjung pun di wajibkan lagi untuk membayar biaya parkir sebesar jumlah yang sama ketika awal masuk tadi.

'Sudah masuk ke kawasan pantai pun kita diminta lagi untuk membayar parkir kendaraan," imbuhnya.

Warga Batam Kota ini meminta kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam, untuk turun langsung mengecek kondisi pantai tersebut.

Jika seandainya hal itu terus dibiarkan, secara tidak langsung akan mencoreng dunia pariwisata di Kepulauan Riau.

Padahal, pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata sedang gencar-gencarnya menghidupkan kembali dunia pariwisata yang sempat terpuruk dihantam pandemi Covid-19.

"Saya minta pemerintah gerak cepat untuk mengatasi hal ini. Jangan dibiarkan berlarut-larut, yang akan mencoreng dunia pariwisata di Kepri," pungkasnya. (Fay)