Karyawan PT Orthocare Indonesia mengukur untuk pencetakan kaki pengganti untuk Rizkia Humaira di Jakarta. (Foto: Fay)

Jakarta, expossidik.com: PT. Orthocare Indonesia, salah satu perusahaan yang bergerak dibidang alat kesehatan khususnya Ortotik dan Prostetik melakukan pengukuran dan pencetakan kaki pengganti atau kaki palsu terhadap balita Rizkia Humaira (2).

Pengukuran dan pencetakan kaki pengganti tersebut dilakukan sebelum Humaira menjalani operasi penyempitan usus yang dialaminya sejak ia lahir.

Pengukuran dan pencetakan dilaksanakan di lantai 3 Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Rabu (29/9/2021).

Branch Area Manager PT. Orthocare Indonesia, Irfan Rizaldi mengatakan untuk proses pembuatan kaki pengganti atau kaki palsu terlebih dahulu harus melalui empat tahapan.

"Ada empat tahap yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pembuatan kaki pengganti ataupun kaki palsu," ungkap Rizaldi didampingi Teknisi, Agus Hari Nugroho usai pengukuran.

Dia mengatakan, tahap pertama yang harus dilakukan adalah pencetakan dan pengukuran serta pemeriksaan (assesment).

Sebelum dilakukan pengukuran dan pencetakan, pihaknya sebenarnya sudah melakukan pemeriksaan berdasarkan foto yang telah dikirimkan oleh tim dokter dari Rumah Sakit St. Elisabeth Batam Kota, Batam.

"Sebenarnya kita sudah assesment terlebih dahulu berdasarkan gambar yang dikirimkan oleh Dokter Oliver (dokter di RS. St Elisabeth Batam Kota). Hari ini kita hanya melakukan pengukuran dan pencetakan Prostesis (kaki palsu) di kedua kakinya," ucap Rizaldi.

Pihaknya berharap dengan dibuatkannya kaki pengganti ini, adik Humaira bisa berdiri sendiri dengan kedua kakinya dan juga bisa berjalan.

"Apalagi saat ini usianya sudah pas waktunya untuk berjalan," ucapnya.

Lalu, tahap kedua yang harus dilakukan yakni fabrikasi atau pembuatan. Untuk proses pembuatannya hanya bisa dilakukan di kantor pusat, dan memakan waktu 7 hingga 14 hari kerja untuk wilayah Jabodetabek.

"Sedangkan untuk luar kota, bisa memakan waktu hingga satu bulan lamanya," jelasnya.

Kemudian, tahap ketiga yang harus dilalui yakni fitting atau pengepasan. Pada saat pengepasan, pihaknya juga akan melakukan perbaikan jika nanti terdapat ukurannya yang kurang pas.

"Seandainya nanti pada saat pengepasan kaki palsunya ada kurang nyaman ataupun kesempitan, kami akan melakukan perbaikan sampai adik Humaira nyaman menggunakannya," janjinya.

Selanjutnya, untuk tahap yang terakhir yakni delivery atau pengantaran. Pada saat delivery, pihaknya berharap sudah tidak ada lagi permasalahan dengan kaki pengganti (kaki palsu).

"Semua intruksi tentang penggunaan kaki palsu, pembersihan dan lainnya akan kita berikan semuanya ke pihak keluarga. Dan, diharapkan keluarga bisa menjalani semua intruksi yang kita berikan," bebernya.

Masih menurut Aldi panggilan akrabnya, pada saat menangani balita Humaira ini, pihaknya mendapat tantangan tersendiri yakni tidak memiliki kedua kaki dan usianya yang masih sangat dini.

"Biasanya kami hanya menangani satu sisi saja yang tidak memiliki kaki. Namun berbeda dengan adik Humaira, ini menjadi tantangan tersendiri buat kami. Dan kami berjanji bagaimana caranya supaya dia bisa berjalan," janjinya.

Senada, Teknisi PT. Orthocare Indonesia, Agus Hari Nugroho menambahkan target utama pihaknya yakni bagaimana caranya bisa membuat kaki pengganti yang senyaman mungkin bisa dipakai oleh Humaira pada saat berjalan.

"Tantangan kita yang pertama adalah bagaimana caranya supaya adik Humaira bisa berdiri dengan kedua kakinya," ucapnya.

Dikatakannya, sebagaimana yang diketahui bersama bahwasannya Humaira ini tidak memiliki kedua kaki yang normal sepert anak-anak lainnya.

Meskipun begitu, pihaknya berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuatkan kaki pengganti yang nyaman untuk dipakai.

"Kami akan memberikan pelayanan terbaik kepada Humaira agar bisa kembali beraktifitas layaknya orang normal," pungkasnya. (Fay)