Konferensi Pers dari pihak RSU Muhammadiyah Ahmad Dahlan terkait klarifikasi penahanan jenazah. (Foto: Agus)


Expossidik.com l Kediri Kota: Masih Terngiang di telinga, bahkan santer kabar berita yang beredar, bahwa Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri yang telah menahan jenazah pasien ( bayi ) Bernama Muhammad Rafa Aska Putra karena alasan keluarga tidak mampu melunasi biaya pada Minggu (14/11/21) kemarin.


Dalam Hal ini Aliansi LSM Kediri ( LSM IPK, LPKNI, LSM GERAK, LSM SAROJA, dll), tergerak hatinya atas dasar rasa kemanusiaan untuk turut membantu melunasi biaya pasien jenazah adik Rafa, dengan cara menggelar donasi turun ke jalan, yang menurut berita yang beredar jenazah adik Rafa ditahan oleh pihak RSU Muhammadiyah tersebut.


Para Koordinator ( Khoirul Anam, Tommy Aribowo, Priyo Saroja, Dwi Cahyono), Aliansi LSM di Kediri yang tergabung dalam Aksi Kemanusiaan Donasi adik Rafa, Angkat Bicara Bahwa Aksi Kemanusiaan yang kami lakukan Real dan murni untuk membantu jenazah adik Rafa yang telah ditahan oleh pihak RS Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kota Kediri tersebut.


Jadi prees release yang diadakan oleh pihak management RS Muhammadiyah yang menyebutkan Aksi Kemanusiaan yang kami lakukan memiliki motif lain / menunggangi itu tidak benar, bahkan seakan-akan memutar balikkan fakta yang ada. kami lakukan Aksi donasi ini murni tanpa ada tendensi, hati dan rasa peduli kemanusiaan kami tergerak untuk berbuat baik sesama manusia, ungkap para ketua LSM yang tergabung dalam Aksi tersebut. 


Selanjutnya Para ketua Aliansi LSM menjelaskan,  kronologis yang sebenarnya bahwa Tommy Aribowo menjamin kan KTP nya dan separuh biaya serta sebuah pernyataan, dan hal ini adalah fakta yang tidak bisa di pungkiri bahwa ada upaya yang namanya menahan jenazah pasien bayi tersebut, kami sangatlah prihatin dengan upaya  memutar balikkan fakta yang dilakukan oleh pihak manajemen RS Muhammadiyah, bahwa kejadian ini tidak boleh terulang.


Sebenarnya masalah ini bisa selesai kalau Rumah Sakit Muhammadiyah Ahmad Dahlan itu mau menyadari dan minta maaf, tapi dengan membuat pres realese dan sebagainya akhirnya  masalah ini jadi rancu dan berkembang ke mana-mana, sehingga manajemen Rumah Sakit Muhammadiyah harus bertanggung jawab atas ini semua, dan kami memiliki bukti video  pernyataan orang tua pasien agar tidak ada dusta diantara kita, jelas Khoirul Anam salah satu ketua Aliansi LSM di Kediri.


Tommy Aribowo selaku ketua LSM Ikatan Pemuda Kediri juga menjelaskan, bahwa kurang nya biaya jenazah pasien bayi tersebut kurang lebih 7,2jt, dan waktu itu sudah dibayarkan separuh, dan biaya ambulan 119ribu.


Serta intinya kita adalah pihak yang terkait langsung membantu sebagai saksi nyata dan bukti yang tidak terbantahkan adalah bisa memulangkan jenazah tersebut, hal yang sangat disayangkan pihak RS Muhammadiyah melakukan klarifikasi secara sepihak tanpa melibatkan kita.


Akhirnya situasi mengembang ini sebenarnya bukanlah tanggung jawab kita, salah mereka sendiri.


Dan fakta nya dinas kesehatan kota Kediri mengeluarkan surat resmi terkait permasalahan penahanan jenazah tersebut dan surat itu tidak mungkin sembarangan, ungkap Tomy Ariwibowo. 


Selanjutnya Supriyo selaku Ketua LSM SAROJA menegaskan, Gerakan kita ini Murni Kemanusiaan, kalo Secara Eksplisit kami ini bukan lagi ranah pribadi ke pribadi.


Ini sudah menjadi ranah publik, tugas dan kewajiban kami sebagai lembaga kami resmi bukan main-main, didalam prees Release tersebut kami seolah-olah menjadi pihak yang disalahkan, dan kami sudah memiliki rujukan surat resmi dari dinas kesehatan kota Kediri sebagai lembaga negara, "kami secara otomatis tersinggung dengan bahasa yang dikembangkan dalam prees Release tersebut" Tegas Supriyo. 


Supriyo juga menuturkan, Pada Prinsipnya ini adalah rasa kemanusiaan tidak bisa ditawar dengan apapun sehingga pada hari Rabu yang lalu secara spontanitas menggelar aksi donasi.


Kalo itu diartikan semacam liar, kami tidak terima, untuk itu kami menuntut pada pihak yang mengembangkan berita bahwa kami yang seolah-olah pihak yang dipersalahkan dengan ramainya berita ini, kami akan menuntut terus untuk minimal pernyataan minta maaf secara resmi dan meluruskan isi berita yang seperti memojokkan kami sebagai LSM.


Dan kami akan tetap berkomitmen pada nilai-nilai kemanusiaan, semoga tindakan kedepan kami bisa merubah paradigma pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia, dan semoga bisa sebagai pelajaran untuk Pihak Rumah Sakit lain agar dikemudian hari tidak ada lagi peristiwa penahanan jenazah seperti ini walaupun satu orang pun dan dimana pun, tegas Priyo. 


Reporter : Dwi Hartanti