Menko Perekonomian Resmikan Masjid Tanwirun Naja
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto tekan tombol sirene sebagai tanda diresmikannya Masjid Tanwirun Naja. (Foto: Humas BP Batam) |
Prosesi Peresmian Masjid Tanjak dimulai dengan penekanan tombol sirine oleh Menko Airlangga, yang diiringi dengan Salawat Nabi dan tepukan kompang khas melayu.
Selanjutnya, ia didampingi Kepala BP Batam Muhammad Rudi, menanam pohon Khaya Senegalensis, di taman kecil di samping Masjid. Pohon penghias kebun ini nantinya dapat tumbuh setinggi 60 meter dan mampu menaungi tanaman lainnya.
Ia melanjutkan langkah dengan melakukan penandatanganan prasasti tepat di pintu masuk Masjid. Menuju aula masjid, Menko Airlangga bersama Kepala BP Batam Muhammad Rudi, melakukan pemotongan pita disertai ucapan Bismillahirahmanirahim.
Berada atas lahan 15.100 m2 dan total luas bangunan 4.983 m2, Masjid Tanwirun Naja diharapkan mampu menjadi sarana ibadah masyarakat Batam sekaligus menjadi ikon baru wisata religi di kota Batam. Hal ini disampaikan Menko Airlangga dalam sambutannya.
"Masjid ini artinya menjadi penerang keselamatan, kami berharap jadi tempat beribadah dan sekaligus mendukung perwujudan Batam menjadi kota industri, investasi dan destinasi pariwisata di Kepri dan Indonesia." ungkap Airlangga.
Airlangga menambahkan, pemulihan ekonomi daerah setelah covid-19 memang harus disiasati dengan inovasi. Segala potensi industri harus dimaksimalkan, dan Batam menunjukkan diri untuk dapat memaksimalkan semua sektor yang ada.
"potensi pariwisata dan industri utama lainnya, ini harus terjaga. Batam membuktikan itu. Kita tidak dapat lagi bergantung pada satu atau dua sektor industri saja. Kita harus terus bergerak." katanya.
Masjid Tanjak sebagai tempat ibadah, sarana meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang akan mendorong aqidah berdasar Al Qur'an dan sunah.
Airlangga juga berharap Masjid ini dapat memperkokoh tali silaturahmi dalam bersama membangun pulau Batam, membangun Kepri lebih maju lagi, untuk kesejahteraan seluruh masyarakat.
Sementara itu, Kepala BP Batam Muhammad Rudi, mengatakan Masjid yang berdiri megah ini merupakan masjid yang berbentuk Tanjak.
"Ide awal pemikiran bentuk masjid ini berhubungan erat dengan budaya daerah, di mana Tanjak merupakan salah satu penutup kepala pria pakaian khas daerah di Tanah Melayu, begitu
juga dengan di Batam." kata Muhammad Rudi.
Ia menambahkan dalam memutuskan untuk pembangunan masjid ini, pihaknya telah meminta
saran dan masukan dari para ulama dan tokoh masyarakat kota Batam. Masjid ini disiapkan untuk menjadi salah satu ikon Kota Batam dan nantinya dapat menjadi salah satu destinasi wisata di kota Batam.
Rudi juga menyebutkan Masjid Tanwirun Naja yang biasa disingkat dengan nama Masjid Tanjak berasal dari usulan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kota Batam, yang berarti ‘penerang keselamatan’.
"sehingga masjid sebagai tempat ibadah, Pendidikan dan dakwah bisa menjadi penerang keselamatan kaum muslimin dan muslimat." katanya.
Pembangunan Masjid Tanjak dimulai pada tahun 2021 sampai 2022. Lokasinya yang strategis di area Bandar Udara Internasional Hang Nadim pun membawa Masjid Tanjak sebagai daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Muhammad Rudi turut menyampaikan apresiasi atas bentuk kerjasama yang baik dengan berbagai stakeholder yang memberikan dukungan luar biasa, sehingga pembangunan Masjid Tanjak dapat selesai tepat waktu.
Kegiatan dilanjutkan dengan Salat Jum'at berjamaah. Dengan lantai bawah seluas 1.963 m2 serta lantai mezzanine seluas 460 m2, Masjid Tanjak mampu menampung 1.250 jemaah. 1.000 jemaah berada pada lantai dasar dan 250 jemaah berada di lantai mezzanine. (r/Fay)