Tampak sejumlah pohon kelapa mati di wilayah Kampung Jabi, Nongsa, kota Batam. (Foto: Faisal/Expossidik) 
BATAM | EXPOSSIDIK.COM: Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang terjadi hampir diseluruh wilayah di kota Batam belakangan ini. Hal itu menuntut kita untuk selalu berhati-hati dan terus waspada diri dimanapun dan kapanpun.


Akibat dari cuaca ekstrem tersebut, seorang siswi SMA Negeri 15 Batam yang berada di Jalan Hang Kasturi, Batu Besar, Nongsa, Batam, meninggal dunia akibat tertimpa pohon kelapa yang tumbang.

Sekretaris Kelurahan Batu Besar, Nongsa, Sunyoto, mengatakan sebagian besar wilayah disana merupakan wilayah kampung tua dan berada di daerah pesisir.

Dikatakannya, pohon kelapa tumbuh subur di daerah tersebut, sehingga di Kelurahan Batu Besar rumah-rumah pada umumnya berada di antara pohon kelapa.

"Kita bisa lihat sendiri pohon kelapanya tinggi-tinggi," kata Sunyoto.

Diakuinya, di antara pohon-pohon kelapa yang sudah tua tersebut sudah ada yang mati, namun belum ditebang. Kondisi ini tentunya sangat rawan. Pohon bisa tumbang tiba-tiba atau diterjang angin kencang.

"Ini yang lagi kita koordinasikan dengan Pak Lurah, langkah apa yang akan diambil," katanya.

Paling tidak kata Sunyoto dalam waktu dekat pihaknya akan mengumpulkan perangkat RT, RW, dan tokoh masyarakat di Kelurahan Batu Besar untuk melakukan langkah antisipasi ke depannya.

Terpisah, Ketua RW 04 Kampung Jabi, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Suhaimi mengatakan meninggalnya Andini Putri Aminarti, siswi SMAN 15 Nongsa, Batam akibat tertimpa pohon kelapa yang tumbang tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga.

Banyaknya pohon kelapa yang sudah mati yang berada di wilayah RW 04 dibiarkan begitu saja oleh pemilik lahan. Posisinya pun ada yang di pinggir jalan dan dekat dengan rumah warga.

"Dengan adanya musibah ini, secepatnya saya akan berkoordinasi dengan para Ketua RT di RW 04, untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan," ujar Suhaimi saat dihubungi melalui sambungan telpon, Rabu (20/7/2022) sore.

Lebih lanjut dia mengatakan, kepada para warga yang berada di wilayah RW 04, jika di sekitar area rumahnya terdapat pohon kelapa yang sudah mati, diharapkan untuk secepatnya ditebang. Hal itu untuk mengantisipasi kejadian seperti hari ini yang memakan korban jiwa tidak terulang kembali.

"Kita harus sosialisasikan dan minta izin terlebih dahulu kepada pemilik lahan, apakah pemilik lahan bersedia memotong sendiri pohon kelapa yang sudah mati, atau diserahkan ke pihak RW, nanti kita akan bahas dulu bersama-sama," imbuhnya.

Senada Ketua RT 02 Kampung Jabi Kelurahan Batu Besar, Muhammad Nasir mengatakan saat musibah itu terjadi, dia sedang pergi mengantar anaknya ke sekolah.

"Pada saat kejadian, saya sedang mengantar anak saya sekolah. Saya tahunya dari warga usai kejadian," ujar Nasir ditemui dirumahnya.

Dia mengatakan, biasanya pohon kelapa yang sudah mati jarang tumbang. Pohon kelapa yang mati itu akan jatuh dengan sendirinya sedikit demi sedikit dari atas. Dan, sangat jarang pohon kelapa yang sudah mati itu langsung tumbang begitu saja.

"Biasanya pohon kelapa yang sudah mati itu jatuh sedikit demi sedikit dari atas, jarang ada yang langsung tumbang begitu saja," jelasnya.

Nasir mengatakan, dulu pernah ada seseorang yang meminta batang pohon kelapa yang tumbang itu untuk dijadikan jembatan. Namun, hingga kini pohon kelapa itu tidak jadi dipotong.

"Saya tidak tahu persis alasan tidak jadi dipotong pohon kelapanya. Tiba-tiba hari ini dikarenakan hujan deras disertai angin yang sangat kencang, pohon itu tumbang dengan sendirinya sampai memakan korban jiwa," pungkasnya. (Fay)