Camat Galang, Ute Rambe didampingi Muspika Kecamatan Galang bersama warga Sei Gong. (Foto: Fay)


BATAM | EXPOSSIDIK.COM: Puluhan warga yang berdomisili di sekitar daerah pembangunan Bendungan Sei Gong, di Desa Sijantung, Kecamatan Galang, Kota Batam mengeluhkan adanya penutupan jalan milik warga.


Warga disana mengeluhkan akses jalan yang biasa dilalui, kini kondisinya sudah tidak bisa lagi dilewati karena posisinya sudah terendam air. 


Akibatnya, warga sangat kesulitan untuk masuk dan keluar dari wilayah itu, sehingga warga pun terpaksa harus mencari cara lain bagaimana caranya untuk bisa mengangkut hasil perkebunan keluar dari wilayah itu.


Salah seorang perwakilan warga, Joni Tarigan mengatakan masyarakat menginginkan dibuatkan kembali akses jalan.


Pasalnya, jalan yang biasa mereka lalui setiap harinya sudah tidak bisa dipergunakan lagi. Karena, jauh sebelum waduk itu dibangun jalan tersebut sudah ada.


"Sudah enam tahun ini kami berjuang untuk mengusahakan dibuatkannya kembali akses jalan. Namun permintaan kami itu tak pernah dihiraukan oleh pihak proyek pembangunan waduk ini," ungkap Joni saat ditemui dilokasi Waduk Sei Gong, Jum'at (17/12/2021).


Dia mengatakan, mayoritas warga yang tinggal di daerah ini menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan. 


"Warga disini mayoritas berprofesi sebagai petani. Biasanya kami disini menanam kelapa, pisang, cabai, ubi dan jenis sayur-sayuran lainnya," imbuhnya.


Dalam mengelola lahan perkebunan tersebut, para pemilik lahan tidak gratis menempati lahannya. Rata-rata warga disini sudah membayarkan kewajibannya ke negara yakni dengan cara membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).


"Disatu sisi saya sudah membayar PBB tapi belum dapat biaya ganti ruginya, sementara lahan yang saya punya seluas 18 hektare ini sudah terendam oleh air waduk yang semakin lama semakin meningkat kapasitas debit airnya," jelasnya.


Dia pun tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi yang dialaminya. Berbagai upaya telah dilakukannya bersama warga lainnya, namun belum membuahkan hasil yang menggembirakan.


"Kami disini memang masyarakat kecil yang tak berdaya. Walau begitu, kami juga memiliki hak atas lahan ini karena kami telah membayar PBB," tegasnya.


Senada, warga lainnya Patricia menambahkan sejak akses jalan utama terendam air, anak-anak yang hendak berangkat ke sekolah jadi kesulitan untuk berangkat kesekolah. 


Setiap harinya anak-anak itu terpaksa harus berjuang menerjang bahaya melewati jalan yang sudah terendam air setinggi dada orang dewasa.


Wargapun tak tega melihat kondisi itu, merasa prihatin melihat kondisi anak-anak yang setiap berangkat dan pulang sekolah harus berhadapan dengan bahaya, secara swadaya warga kemudian membuatkan rakit yang tebuat dari bahan-bahan seadanya.


"Yang membuat hati miris, selain anak-anak berangkat ke sekolah menggunakan rakit, warga yang sedang sakit pun terpaksa harus berjuang sekuat tenaga melewati genangan air untuk bisa keluar dari desa ini," imbuhnya sambil menghela nafas panjang.


Lanjutnya, dulu pihaknya sudah pernah menyampaikan permasalahan ini kepada pihak Kecamatan dalam hal ini Camat Galang. Namun karena keterbatasan yang dimiliki pihak kecamatan, permasalahan ini belum bisa terselesaikan hingga saat ini


"Kami apresiasi kepada pak Camat dan pak Lurah. Mereka sangat konsen dan cepat tanggap dengan keluhan warga disini. Kemanapun kami pergi untuk meminta keadilan beliau selalu mendampingi kami," ucapnya.


Di lokasi yang sama, Camat Galang, Ute Rambe mengatakan warga yang sehari-hari melintasi jalan ini adalah warga dari Suku Laut yang tinggal di dekat Sungai Caros.


"Warga suku laut yang tinggal di Sungai Caros ini berjumlah 21 Kepala Keluarga, Kadang-kadang mereka melewati jalan ini dan juga melalui laut," jelasnya.


Kemudian, warga lainnya yang menggunakan jalan itu ialah warga Kampung Mlagan di Kelurahan Galang Baru. Adapun jumlah warga yang tinggal di wilayah itu sebanyak 60 Kepala Keluarga.


"Terakhir warga yang ada di Sungai Gong ini yang mayoritas berprofesi sebagai petani," jelasnya.


Dikatakannya, Waduk Seigong merupakan proyek strategis nasional sebagai upaya penyediaan air baku di Pulau Batam


"Pelaksana untuk pengerjaan proyek ini yakni Kementerian PUPR," ungkap Ute didampingi Lurah Sijantung Kecamatan Galang, Bahtera Ginting


Lebih lanjut dia menjelaskan, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sei Gong di Pulau Galang, Kepulauan Riau.


Proses pengerjaan proyek dimulai pada Oktober 2015 sampai dengan Desember 2018. Bendungan Sei Gong memiliki luas 356 hektar dengan kapasitas 11,8 juta M³.


"Air dari Bendungan Sei Gong nantinya diutamakan untuk memenuhi kebutuhan warga di Kecamatan Galang, dan juga untuk membantu memenuhi kebutuhan air di kecamatan lainnya di Kota Batam," katanya.


Lanjutnya, dengan kondisi akses jalan yang sudah tergenang air ini, pihaknya berharap ada solusi terhadap jalan alternatif yang akan dipergunakan oleh warga.


"Dengan tergenangnya air, bagaimana akses jalan untuk masyarakat itu bisa muncul kembali. Ini yang akan sama-sama kita cari solusinya," pungkasnya. (Fay)