Jaringan Peduli Migran saat memperingati Hari Anti Kekerasan Perempuan dan Anak Tahun 2021. (Foto: Fay)


BATAM | EXPOSSIDIK.COM: Dalam rangka memperingati Hari Anti Kekerasan Perempuan dan Anak Kota Batam, Jaringan Peduli Migran, Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Batam mengadakan berbagai kegiatan kampanye. 


Jaringan ini adalah gabungan dari 10 lembaga masyarakat yang kurang lebih 5 tahun terakhir ini selalu peduli terhadap isu migran, perempuan dan anak di Kota Batam khususnya, Kepri dan Indonesia pada umumnya. 


10 Lembaga tersebut adalah Komisi Keadilan Perdamaian dan Pastoran Migran Perantau (KKP PMP), Yayasan Embun Pelangi (YEP), Rumah Faye (RF), Yayasan Dunia Viva Wanita (YDVW), Yayasan Lintas Nusa (LINUS), Yayasan Layanan Informasi Bantuan Advokasi Kemanusian (LIBAK), PKBM Bina Mandiri, Gembala Baik, Yayasan Insan Sehati Sebalai (YISS) dan Pusat Pembelajaran Keluarga Gurindam Provinsi Kepulauan Riau (PUSPAGA).


"Hari ini, Sabtu (18/12/2021) bertepatan dengan hari Migran Internasional kami menjadikannya sebagai puncak dari kegiatan kampanye yang dilakukan jaringan ini," ujar Romo Alexander Dato.


Selaku ketua Panitia menambahkan bahwa kegiatan Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak ini telah dimulai sejak tanggal 25 November yang lalu dan kini sampai di puncak kegiatan. 


"Kami bersama teman-teman sudah mengawali kegiatan ini dengan seminar pandangan agama-agama tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak 25 November yang lalu sekaligus pembukaan kampanye ini. Kami bersyukur acara itu berlangsung dengan baik dan melibatkan semua agama di Indonesia," bebernya


"Kami berharap ini menjadi pijakan kita bersama bahwa tidak ada satu agamapun di Nusantara ini yang mengizinkan umatnya melakukan kekerasan dan kita harus terus menerus mengkampanyekan hal terssebut," tambahnya.


Pada kegiatan penutupan Kampanye ini, disampaikan catatan akhir tahun yang dihimpun oleh jaringan selama tahun 2021. Beberapa catatan menunjukkan angka kekerasan antara lain kekerasan seksual 33 kasus dengan jumlah korban anak 33 dan dewasa 9, TPPO/Tindak Pidana Perdagangan Orang 39 kasus dengan jumlah korban anak 1 dan dewasa 38, KDRT/Kekerasan Dalam Rumah Tangga 9 Kasus dengan jumlah korban anak 3 dan dewasa 9, Eksploitasi Ekonomi 7 Kasus dengan jumlah korban anak 18 dan dewasa 5, Kekerasan Fisik 63 Kasus dengan jumlah korban anak 60 dan dewasa 3, Penelantaran 3 Kasus dengan jumlah korban anak 4, PMI Bermasalah (Undocument korban) 22 Kasus dengan jumlah korban dewasa 22. 


"Ini menjadi keprihatinan kita bersama dan terkait persoalan kemanusiaan kita harus tetap bergerak bersama, lanjut Kang Irwan selalu coordinator Jaringan yang biasa juga dikenal dengan Jaringan safe Migrant Kota Batam," tuturnya.


Kami berharap bahwa perlu lebih ditingkatkan sebuah kerja sama yang baik antara kepolisian dan pemerintah dengan lembaga-lembaga penyedia layanan dalam pendampingan dan penanganan kasus-kasus kekerasan yang ada di kota Batam. 


"Dukungan tersebut bukan hanya sebatas dukungan moral tetapi juga dukungan finansial terhadap lembaga-lembaga yang selama ini bergerak dalam penyedia layanan bagi para korban kekerasan," ujar Rm. Alex. 


Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan tanggungjawab penyedia layanan agar perlindungan perempuan dan anak terpenuhi. Kegiatan kampanye ini sangat penting mengingat bahwa akhir-akhir ini kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak begitu tinggi.


Dewi selaku anggota jaringan dan pimpinan Rumah Faye di Batam.  Ia pun menambahkan bahwa jaringan Peduli Migran, Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Batam mengajak masyarakat, tokoh-tokoh agama, pemerintah dan instansi-instansi lainnya ikut berpartisipasi dalam mengkampanyekan penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak. 


Pada kesempatan yang sama Romo Paschal menyampaikan sikap dan dukungannya terhadap kegiatan ini. 


"Kita semua hendaknya membangun sebuah komitmen bahwa setiap manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling istimewa. Karena itu, kita semua diajak untuk membangun sebuah budaya baru dalam memandang dan menghormati setiap manusia, khususnya kaum perempuan dan anak. Menghormati manusia berarti kita menghormati Tuhan yang telah menciptakan manusia itu sendiri," Kata Romo Paschal. (Fay)