St Ir Alston Manik |
Berdiri sejak November 1946, kini memasuki usia yang ke 71 dan pada tahun 2021 nanti akan masuk pada Jubileum 75 tahun. Para pendiri gereja HKBP Singapura tahun 1946 lalu, memang sudah hampir semuanya menghadap Tuhan dan kini hanya tersisa beberapa orang saja.
Di antara pendiri HKBP Singapura yang telah menghadap Tuhan, antara lain almarhum St B Sihombing yang sempat berbincang dengan wartawan media portal ini tahun 2001 lalu saat masih hidup dan almarhum St AM Lumban Tobing, mantan tentera pendudukan Inggeris di Negara Singa yang sudah menghadap Tuhan awal tahun 2008.
Suatu hal yang patut dicatat dalam perjalanan jemaat HKBP Singapura ini adalah ketika diadakan Pesta Jubileum 50 tahun HKBP bulan November 1996, saat itu Pendeta HKBP Lubuk Baja Batam Pdt MKH Sirait MTh mengajak wartawan media ini (saat itu masih Koresponden Harian SIB Medan-red) untuk meliputnya.
Selanjutnya 14 Desember Desember 2003, HKBP Singapura diresmikan menjadi “Resort Khusus” oleh Oppui Ephorus HKBP DR JR Hutauruk. Kendati sebenarnya jumlah jemaat yang tidak memungkinkan untuk persyaratan sebagai resort.
Namun untuk memaksimalkan pelayanan kepada jemaat, HKBP Singapura diresmikan menjadi resort khusus dan pengangkatan Pendeta full timer pertama dan ditempatkan langsung di Singapura Pdt Basa R Hutabarat M.Min, dimana beberapa waktu lalu berada dalam pagaran HKBP Lubuk Baja Batam dan dilayani Pendeta dari HKBP Batam juga. Peresmian 14 Desember tahun 2003 dihadiri utusan para gereja tetangga Singapura dan Bupati Tapanuli Utara Dr RE Nainggolan waktu itu.
Kini dalam usianya yang sudah 70 tahun lebih itu dimana pelayanan terus diintensifkan terutama kepada generasi mudanya merindukan tersedianya gedung tersendiri. Perlu diketahui, HKBP Singapura masih beribadah bergabung dengan Tamil Methodist Church pada kebaktian kedua masuk pukul 13.30 waktu setempat.
Kerinduan untuk memiliki gedung tersendiri memang bukan hal yang mudah dan kemungkinan besar masih membutuhkan waktu yang panjang, namun upaya kearah itu sudah dilakukan.
Hal itu dijelaskan St Ir Alston Manik, Dewan Koinonia (Koinonia Council) HKBP Singapura, Minggu (26/2) usai kebaktian di gereja HKBP Singapura.
"Untuk membangun gereja HKBP Resort Singapura kini memang tengah diupayakan, namun kemungkinan untuk dapat terwujud, butuh waktu jangka panjang," ujar Alston Manik.
Dia menuturkan untuk membeli lahan pertapakan gereja saja, dibutuhkan dana sampai $10 juta, belum lagi materialnya. Lahan itu pun, terangnya, ada limit dimana sewaktu-waktu bisa diminta kembali pemerintah, karena pemerintah yang punya lahan.
Menurutnya, keinginan itu memiliki gedung gereja tersendiri, memang sudah pasti ada dalam setiap diri jemaat HKBP. Hanya saja untuk mewujudkannya, mungkin masih membutuhkan waktu yang panjang.
Ibadah setiap minggunya di HKBP Singapura diadakan pada sesi kedua pukul 13.30 waktu Singapura setelah usai ibadah jemaat Gereja Methodist Tamil di lantai dua. Sementara di lantai tiga, ibadah aak-anak sekolah minggu.
Pada ibadah Minggu (26/2) sebagai minggu Estomihi dilayani Liturgist St R br Silitonga dan khotbah oleh Pdt Nikson Samosir MTh, yang merupakan Pendeta yang baru sejak Januari 2017. Ibadah berjalan lancar dan penuh dengan sukacita yang diakhiri dengan salam-salaman.
Dalam setiap kebaktian di HKBP Singapura disamping jemaat tetap, banyak juga jemaat yang transit maupun yang sedang berkunjung ke Singapura beribadah di gereja ini. Kini HKBP Resort Singapura mempunyai pagaran di Johor Bahru, Ipoh, Port Klang dan Penang.
[Ar/sidik]