Dugaan Korupsi Penyelewengan Dana Perawatan Tanaman Kelapa Sawit PTPN 3
PTPN 3 Kebun Sei Silau Kabupaten Asahan diduga melakukan penyelewengan Anggaran Dana Perawatan Tanaman Kelapa Sawit. (Foto: Rahmat/Expossidik) |
Hal itu dikatakan Guntur Bugis Ketua Aktivis Pemerhati Lingkungan Sumatera Utara (Apel Sumut) kepada expossidik. com, Jumat (25/02/2022). Bahwa sekitar kurang lebih 20 hektar lahan kelapa sawit milik PTPN 3 tepatnya dilokasi afdeling lV Kebun Sei Silau Kabupaten Asahan saat ini kondisi nya sangat memprihatinkan.
"Areal perkebunan kelapa sawit itu di tumbuhi semak dan rerumputan sehingga terlihat semerawut serta tidak terawat," Ucap Guntur.
Selanjutnya Guntur juga menyatakan akan segera menyurati Manager perkebunan sei silau terkait adanya indikasi penyelewengan dana pemeliharan tanaman kelapa sawit.
“Kami akan segera layangkan surat klarifikasi atau audiensi serta juga surat aksi, tergantung hasil rapat pengurus nanti lah bg, yang jelas hal- hal seperti ini tidak boleh terjadi dan terulang kedepannya." pungkasnya.
Mendengar adanya informasi tentang penyelewengan dana perawatan tanaman kelapa sawit yang berada di Afdeling IV kebun sei silau PTPN 3, maka tim expossidik.com langsung turun kelokasi untuk menggali informasi dari warga sekitar.
Sehingga didapati informasi dari salah seorang warga yang tidak ingin namanya disebutkan mengatakan bahwa anggaran dana untuk perawatan dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit Dongkel Anak Kayu (DAK) selama ini tidak pernah dilaksanakan oleh perusahaan.
Selanjutnya sumber yang tak ingin disebutkan namanya itu menerangkan, jika selama ini pihak perusahaan afdeling IV Kebun sei silau telah merugikan Negara, yakni berdasarkan hitungan biaya perawatan tanaman kelapa sawit yang menghasilkan (TM) perpokoknya dianggarkan sebesar Rp 75.000. "Jika dalam 1 hektare lahan berisi 120 pokok tanaman kelapa sawit, maka hitungannya adalah Rp 75.000 X 120 = Rp 9.000.000 biaya perhektarnya."
Sehingga dari keseluruhan biaya perawatan dan pemeliharaan kelapa sawit kebun sei silau di areal afdeling IV yang luasnya diperkirakan lebih kurang 20 hektar, dapat dikalkulasikan sebesar Rp 9.000.000 X 20 = Rp 180.000.000. Sedangkan dilokasi ini sudah sekitar 8 bulan program perawatan dan pemeliharaan nya tidak dijalankan oleh perusahaan, dengan total keseluruhan dari yakni 180 juta x 8 bulan = Rp 1.440.000.000 (satu milyar empat ratus empat puluh juta).
Sejalan dengan informasi tersebut, tim dari expossidik.com coba melakukan konfirmasi ke manager kebun sei silau melalui telepon dan pesan whatsapp, namun hingga berita ini diterbitkan manager tersebut tidak memberikan jawaban. (Rahmad)