|
Dua dari tiga pelaku pembunuh Martha Elisabeth Butarbutar ditembak polisi dikedua kakinya di Kota Medan. Kedua pelaku adalah Ricky dan Davidson. (Kanan foto korban). (Foto: tribun-medan.com) |
Toba, expossidik.com: Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut bersama Polres Toba akhirnya menangkap pelaku pembunuh sadis Guru SD Martha Elisabeth Butarbutar.
Menurut Kasubdit III/Jahtanras Ditreskrimum Polda Sumut AKBP Taryono Raharja, sejauh ini ada dua orang yang diamankan. Mereka terlibat langsung membunuh korban.
"Ini merupakan operasi gabungan. Jadi sekarang tersangkanya sudah dibawa ke Polres Toba," kata Taryono, Kamis (27/5/2021).
Dia mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, pelaku pembunuhan Guru SD di Toba ini ada tiga orang. Hanya saja, lanjut Taryono, yang ditangkap baru dua orang. "Yang satunya lagi ini otak pelakunya. Makanya masih dikembangkan," kata Taryono.
Dia menyebut, saat ini penyidik Sat Reskrim Polres Toba tengah menginterogasi kedua tersangka untuk mengetahui keberadaan otak pelaku.
Kata Taryono, dia belum bisa menjelaskan lebih lanjut identitas kedua tersangka. Kemudian, dia juga belum bisa mengungkap motif pembunuhan ini apakah berlatar karena perampokan murni, atau karena masalah lain. "Sekarang ini masih pengembangan di sana (Polres Toba)," kata Taryono.
Lantas, apakah para pembunuh sadis ini ada kaitannya atau memiliki hubungan kekerabatan dengan korban, Taryono juga belum bisa memberikan keterangan. "Wah, itu belum tahu," pungkasnya.
Ditangkap di Kota Medan
Keduanya diamankan di Kota Medan pada Rabu (26/5/2021) kemarin. Menurut Kasat Reskrim Polres Toba AKP Nelson Sipahutar, dua dari tiga tersangka ini sembunyi di kos-kosan yang berada di kawaini Medan Amplas. "Satu lagi masih DPO," kata Nelson, Kamis (27/5/2021) sore.
Dia mengatakan, satu orang lagi ini merupakan otak pelaku pembunuhan. Karena pembunuhan terhadap Martha Elisabeth Butarbutar itu terbilang sadis dan keji, polisi kemudian menembak kaki kedua tersangka.
Adapun identitas kedua tersangka Ricky Tambunan (23) dan Davidson Napitupulu (16). Keduanya dibikin cacat polisi, dan tampak berjalan terpincang-pincang setibanya di Polres Toba.
Dari amatan www.tribun-medan.com, kedua tersangka ini memiliki rajahan tato di masing-masing tubuhnya. Polisi masih mendalami lebih lanjut laporan lain terkait kedua tersangka ini.
Karena kaki kedua tersangka ditembak, Ricky dan Davidsn terlihat meringis kesakitan. Keduanya dibikin cacat oleh polisi dan tampak berjalan terpincang-pincang setibanya di Polres Toba.
Diketahui, kedua tersangka ini memiliki rajahan tato di masing-masing tubuhnya. Polisi masih mendalami lebih lanjut laporan lain terkait kedua tersangka ini. Karena kaki kedua tersangka ditembak, Ricky dan Davidson terlihat meringis kesakitan.
Dugaan Motif Pelaku
Kasat Reskrim Polres Toba AKP Nelson Sipahutar mengatakan, motif pembunuhan guru SD di Kecamatan Bonatua Lunasi, Kabupaten Toba itu adalah pencurian.
"Motifnya dari tersangka kita ketahui adalah pencurian. Jadi, keterangan para tersangka hanya mau mengambil laptop, uang, dan handphone," ujarnya, Kamis (27/5/2021).
Tersangka Ricky Tambunan (23) dan Davidson Napitupulu (16) diboyong ke Mapolres Toba Rabu (26/5/2021) sekitar pukul 12.30. Menurut Sipahutar, tersangka memasuki rumah korban melalui jendela.
"Saat mereka masuk ke rumah melalui jendela masuk, si korban terbangun. Itu sekitar pukul 01.30 WIB," sambungnya.
Kedua tersangka berusaha membungkam Marta Lena Butarbutar dengan menyumpal mulut korban dengan kain. "Salah satu tersangka gunakan kain untuk menutup mulut korban agar jangan berteriak," sambungnya.
Korban berteriak dan berupaya melawan. Setelah itu, tersangka membunuh korban dengan menggunakan pisau secara membabibuta. Ditemukan, 24 luka tusukan pada tubuh Marta Lena Butarbutar.
AKP Nelson Sipahutar mengatakan, polisi masih mengejar satu orang tersangka yang juga terlibat dalam kasus ini. "Dua orang pelakunya di rumah. Yang satu orang berada di luar untuk melihat situasi. Kalau DPO itu adalah salah satu tersangka yang di dalam," terangnya.
Tim Inafis Polda Sumut Turun ke Toba
Sebelumnya, Tim Inafis Polda Sumut menyambangi TKP pembunuhan sadis Martha Elisabeth Butarbutar di Desa Lumban Lobu, Kabupaten Toba, Rabu (26/5/2021).
Pantauan wartawan Tribun Medan petugas membawa perlengkapan deteksi sidik jari. Bukan hanya masuk dalam rumah, petugas juga mengitari rumah korban sambil memetakan lokasi pelarian pelaku setelah dari rumah korban.
Serbuk berwarna hijau yang digunakan oleh penyidik mengenali sidik jari sebagai bukti kuat yang digunakan petugas untuk menentukan siapa pelaku pembunuhan tersebut.
Secara kasat mata, jejak-jejak kaki yang ditandai dengan darah ada di depan pintu milik korban. Petugas pun mengabadikan jejak-jejak kaki tersebut.
Kapolsek Lumban Julu AKP Robinson Sembiring menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan pemeriksaan. "Kita di sini mencari bukti-bukti baru untuk menemukan tersangka," ujar AKP Robinson Sembiring di areal rumah korban.
Rumah yang masih dipasangi garis polisi ini pun dikerubungi masyarakat sekitar untuk melihat proses pemeriksaan.
Soal dugaan pelaku, ia mengatakan bahwa masih menunggu hasil dari pemeriksaan pihak Polda Sumut.
"Kita masih menunggulah apa yang menjadi hasil pemeriksaan ini. Nanti pimpinan kita akan menyampaikan siapa pelakunya dalam konferensi pers," sambungnya.
Penyelidikan yang sudah tiga hari ini diharapkan menemukan titik terang.
Kanit Inafis Polda Sumut Aiptu Hendrik Samosir yang memimpin pemeriksaan tersebut pada hari ketiga ini.
"Ini hari ketiga. Tim Inafis sedang mengumpulkan barang bukti sidik jari yang ada di lantai. Tidak ada benda-benda lain yang diambil, hanya mengambil sidik jari aja," pungkasnya.
Sumber: tribun-medan.com