Rumah sakit Awal Bros, Batam. (Foto: Exp) |
Batam, expossidik.com: Pasien yang diduga terpapar Covid-19 pingsan saat menunggu perawatan medis di UGD RS Awal Bross, Sabtu (24/7/2021. Pasien yang diketahui bernama Sarila itu pingsan setelah dua setengah jam menunggu tanpa mendapat pertolongan.
Menurut Heryanto, suami Sarila, ia datang membawa istrinya ke RSAB sekitar pukul 24.45 WIB. Sarila harus dilarikan ke rumah sakit karena kondisi fisiknya kian menurun dan lemah. Sarila mengalami gejala mirip dengan gejala pasien yang terpapar Covid-19.
"Sampailah saya di sini, terus saya langsung mengurus administrasinya agar istri saya segera ditangani. Pada saat registrasi pihak administrasinya tidak mengatakan bahwa ruang UGD sedang penuh. Dia hanya menjelaskan bahwa bagaimana prosedur pasien positif Covid-19 yang biaya perobatannya ditanggung pemerintah," ujarnya.
Lanjut kata dia, setelah mendapatkan penjelasan dan menyelesaikan proses administrasi tersebut, ia kemudia disuruh membawa berkas registrasi ke tenda isolasi yang ada di depan ruangan UGD.
"Saya kasihlah dokumen itu ke salah satu perawat di tenda sana, ternyata mereka bilang bahwa pelayanan di tenda ini sudah tidak ada lagi karena sudah tutup dan perawat tersebut mengatakan untuk menunggu di ruangan tunggu nanti akan dipanggil kembali dan di bawa ke ruangan UGD," bebernya.
Setelah mendapatkan penjelasan dari perawat tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti apa arahan dari pihak RS tersebut.
"Saya tunggu-tunggulah nama istri saya dipanggil oleh pihak RSAB ini sampai dua jam lebih, dan saya lihat kondisi fisik istri saya sudah semakin memburuk, maka saya putuskan lah untuk bertanya kembali ke dalam bagian admnistrasi ada permasalahan apa di dalam sana dan kenapa istri saya tidak kunjung dirawat," ungkapnya.
Setelah itu, kata dia, pihak RSAB mengatakan kepadanya bahwa ruangan UGD saat ini sudah penuh dan disuruh menunggu lagi hingga ada ruangan yang kosong.
"Sudah dua jam lebih saya menunggu baru dikasih tahu kalau ruangannya penuh, saya tanya lagi sama dia kenapa tidak bilang dari awal, kalau dari awal bilang kan saya bisa cari RS yang lain," tegasnya kepada pihak RSAB pada waktu itu.
Setelah itu, pihak RSAB menjawab bahwa sudah dari awal mengatakan kalau ruangan UGD penuh apabila mau menunggu ada ruangan silahkan menunggu di depan.
"Harusnya dari awal saya diberi tahu. Tidak mungkin lah saya menunggu dua jam lebih kalau dari awal saya dikasih tahu kalau ruangan UGD penuh. Kan saya bisa cari rumah sakit lain," jelasnya.
Berawal dari situ, kata dia, terjadilah cek-cok mulut antara dirinya dengan pekerja yang ada di RSAB. Sehingga dirinya membatalkan untuk merawat saja istrinya ini di rawat di RSAB.
"Setelah saya batalkan, tiba-tiba mereka langsung memanggil nama pasien lain untuk masuk ke UGD, dan saya kembali tanya loh kok ada ruangannya bukannya penuh? Securitynya bernama Nathael mengatakan baru saja ada pasien yang keluar makanya ada ruangan kosong," ujarnya lagi.
Melihat hal tersebut, Heri merasa pelayanan rumah sakit sama sekali tidak profesional. Seperti mengabaikan keselamatan jiwa seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan medis.
"Saya pergi lah ke tempat istri saya menunggu di kursi sana, dan mengajak istri saya untuk cari RS yang lain. Ketika hendak meninggalkan lokasi tiba-tiba istri saya sudah tidak sadarkan diri jatuh pingsan. Baru mereka beramai-ramai tolong angkat istri saya dan di bawa ke dalam ruangan UGD ternyata masih ada ruangan yang kosong," katanya.
Sementara itu, hingga berita ini diunggah redaksi expossidik.com telah melayangkan konfirmasi kepada pihak Humas RSAB, Namun belum mendapatkan keterangan yang lebih lanjut. (Exp)