Kapal KLM MS Bermuatan Balpres sebanyak 800 kampit dan ribuan sak semen diamankan BC Batam di perairan Kabil. (Ist) |
Selain Ratusan Kampit, kapal kayu bernama KLM Mayzu S itu juga membawa Semen merek Bosowa sebanyak 10 rb sak yang hendak diselundupkan ke Sungai Duku, Bambu Kuning, Riau.
Tak hanya itu, diatas kapal KLM MS petugas BC Batam juga mengamankan 6 awak kapal yang diantaranya, 1 kapten kapal dan 5 anak buah kapal (ABK).
"Sebelumnya, kapal kayu ini bersandar di pelabuhan punggur untuk muat Balpres. Usai Balpres dimuat ke kapal KLM MS, kemudian kapal bertolak ke pelabuhan Semen Bosowa, Kabil untuk memuat Semen," ucap salah satu satu kapten kapal inisial ML, Selasa (27/10/2020).
"Jadi modusnya, di Palka kapal diisi penuh dengan pakaian bekas dari Singapura sebanyak 800 kampit, lalu diatas Palka kapal dimuat puluhan ribu sak Semen," tambahnya.
Lebih jauh, sumber Expossidik.com ini membeberkan bahwa pemilik kapal tersebut adalah seorang pria berinisial RN yang berdomisili di Riau.
"Jadi RN ini adalah pemilik kapal sekaligus expedisi barang-barang ilegal tersebut. Selain itu dia juga memiliki pelabuhan sendiri di Sungai Duku, Bambu Kuning, Riau," bebernya.
Selain itu, Sumber ini juga menyebutkan bahwa aktivitas penyelundupan barang ilegal tersebut terbilang cukup lama berlangsung, yakni sejak bulan Maret 2020 lalu meskipun sempat terhenti sejak kasus Kapal KM Silvi Jaya.
"Mengapa sampai sekarang kegiatan ini tetap berlangsung?, Karena kita menduga bahwa Bos Penyelundup ini terbilang cukup dekat dengan oknum BC Batam," bebernya.
"Mengapa aksi penyelundupan ini tetap beraktifitas sampai sekarang, patut diduga karena punya kedekatan dengan oknum BC Batam," tambahnya.
Menurut sumber Expossidik.com, Bos Penyelundup inisal RN ini berkaitan dengan kasus KM Silvi Jaya 2 yang menyelundupkan kain tekstil sebanyak 2.760 Roll di Kabupaten Siak Sri Indrapura, Riau pada Minggu (29/3/2020) lalu.
"Dibalik kasus KM Silvi Jaya 2 pada bulan Maret lalu, RN adalah Bosnya yang kini ia masih menghirup udara segar. Sementara Kapten Kapal dan ABK menjadi tumbal dalam sindikat penyelundupan tekstil itu.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Bc Batam belum dapat dikonfirmasi guna dimintai keterangan lebih lanjut.
Red/Tamp