Ketua Yayasan Jantung Indonesia Kota Batam, Haryanto didampingi pengurus saat peringatan Hari Jantung Sedunia di Kawasan Wisata Golden Prawn Batam. (Foto: ist) |
Batam, expossidik.com: Serangkaian kegiatan dilaksanakan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Kota Batam dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia ke-40 Tahun 2021.
Puncak perayaan ditandai dengan digelarnya Senam Jantung Sehat dan diikuti oleh seluruh Klub Jantung Sehat (KJS) se Kota Batam.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di depan Hotel Golden Bay Bengkong Laut yang berada di Kawasan Wisata Golden Prawn Batam, Minggu (3/10/21) pagi.
Ketua Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Kota Batam, Haryanto mengatakan tujuan dilaksanakannya Peringatan Hari Jantung Sedunia ini adalah untuk memperkuat nilai-nilai hidup sehat di masyarakat.
Dikatakannya, Yayasan Jantung Indonesia merupakan sebuah lembaga yang siap menjadi pelopor gaya hidup sehat. Nilai-nilai luhur yang disampaikan melalui edukasi dan informasi, diharapkan bisa merubah kebiasaan hidup masyarakat menjadi lebih baik.
Pihaknya juga turut menggandeng Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Pemerintah Kota Batam dan juga Rumah Sakit yang ada di Batam, untuk menjadi pelopor gaya hidup sehat.
"Masyarakat itu harus hidup sehat baik jasmani maupun rohani khususnya memiliki jantung yang sehat," ungkap Haryanto disela-sela kegiatan.
Dikatakannya, kenapa masyarakat harus memiliki jantung yang sehat, karena jantung merupakan organ yang paling pokok dalam tubuh manusia yakni sebagai sistem kardiovaskular pada tubuh.
Kemudian, sasaran utama dari didirikannya Yayasan Jantung Indonesia ini adalah untuk memperkuat lembaga-lembaga yang ada dibawahnya seperti klub-klub jantung sehat.
"Hari ini dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia, kami menghimpun seluruh KJS yang ada di kota Batam yang jumlahnya lebih kurang 17 KJS untuk bersama-sama memberikan edukasi dan mengajak masyarakat supaya berperilaku hidup sehat," imbuhnya.
Masih menurut Haryanto, penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia yang mengakibatkan 18,7 juta kematian per tahunnya.
Di Indonesia, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, setidaknya 15 dari 1.000 orang individu di Indonesia menderita penyakit jantung atau kardiovaskular.
Penyakit jantung memiliki banyak penyebab mulai dari kebiasaan merokok, diabetes, hipertensi dan obesitas termasuk juga polusi udara.
Oleh karena itu, seluruh masyarakat perlu mengambil peran dalam mencegah tingginya angka jumlah penyintas dan kematian akibat penyakit jantung.
Menurut Yayasan Jantung Indonesia (YJI), pandemi yang terjadi selama lebih kurang 2 tahun belakang membuat kita mau tidak mau harus beradaptasi dengan keadaan termasuk dalam hal bagaimana cara kita tetap menjaga dan merawat kesehatan jantung kita dan orang-orang terdekat kita.
"Jika sebelum pandemi masih banyak dari kita yang melakukan perawatan kesehatan secara konvensional dengan datang langsung ke fasilitas kesehatan guna mengontrol dan mengobati penyakit, maka kini mau tidak mau kita harus menemukan cara yang berbeda dan inovatif," bebernya.
Lanjutnya, banyak pasien jantung yang enggan datang langsung ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya karena takut terpapar virus Covid-19.
Meskipun layanan konsultasi dengan dokter tanpa harus tatap muka (telemedika) sudah mulai dikenal lama, tetapi setelah pandemi terjadi banyak yang lebih memilih untuk konsultasi jarak jauh seperti ini guna meminimalisir kontak langsung.
Lanjutnya, dengan memanfaatkan teknologi kesehatan digital untuk meningkatkan kesadaran, pencegahan, dan perawatan penyakit jantung adalah tujuan dari diperingatinya Hari Jantung Sedunia tahun ini.
“Teknologi yang ada saat ini semakin memudahkan kita untuk bisa mendapatkan informasi-informasi tentang kesehatan dan juga dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan melakukan konsultasi secara virtual. Dalam situasi pandemi seperti sekarang, telemedicine menjadi sarana untuk berkonsultasi yang aman tanpa tatap muka langsung," pungkasnya. (Fay)