Terlihat KM gunung mas 88 sedang sandar |
Insiden itu membuat warga nelayan yang berasal dari tiga pulau : Nipah, Pulau Panjang, dan Pulau Akar, meradang. Sebab kapal itu diduga telah menabrak tapak kelong dan juga terumbu karang.
Alasan warga nelayan marah sebab, selama ini mereka mencari ikan di sekitar lokasi terumbu karang yang kini kondisinya sudah rusak.
Nelayan menyebut selain mencari ikan di sekitar terumbu karang yang menjadi sarang ikan, nelayan juga mencari ikan di dekat tapak kelong atau lokasi atau lahan meletakkan bubu atau keramba untuk mencari ikan.
Namun akibat insiden ini, nelayan tidak bisa mencari ikan. "Kapal itu tiba tiba sudah sandar di sana, padahal itu tapak kelong warga untuk mencari ikan dinkis, karena ada kapal disitu, nelayan tidak bisa mencari ikan," ujar Dorahim, perwakilan nelayan, Senin (1/3/21).
Dorahim menceritakan bahwa kapal yang diduga sudah menerjang terumbu karang itu sudah sandar di lokasi Pulau Bokok sebelum tanggal 7 Februari. Warga nelayan di sana tiap tahun mengharapkan bisa menjual ikan dinkis.
"Karena ada kapal disini, warga kesulitan menangkap ikan dinkis, karena kapal sudah tabrak tapak kelong," katanya.
Sekjend LSM Peduli Lingkungan Hidup dan Kelautan (PLH-K), Suardi menyerukan kepada pemilik kapal untuk bertanggung jawab atas insiden ini. Suardi yang mendampingi warga nelayan mengatakan, usai kejadian sudah ada pihak pihak yang turun ke lokasi kapal.
Namun, sampai hari ini, belum juga ada komunikasi yang baik dengan nelayan. "Warga nelayan hanya ingin mereka mendapatkan haknya.
Mereka sangat merugi karena tidak bisa mencari ikan dinkis di lokasi sandar kapal. Padahal setiap tahun jelang imlek, mereka bisa mendaptkan banyak ikan dinkis," kata Suardi.
Sedangkan Rahman, tokoh masyarakat mewakili nelayan dari Pulau Panjang dan Pulau Akar menegaskan,"Kami hanya ingin pemilik kapal bertanggungjawab atas insiden kapal menabrak terumbu karang dan sandar di tapak kelong, padahal nelayan menggantungkan hidupnya dari sana," tegas Rahman.
Senin siang nampak kapal itu teronggok persis di tepian sebuah lahan kosong tak jauh dari jembatan 3 Pulau Nipah, Kelurahan Setokok Kecamatan Bulang kota Batam.
Pantauan di lokasi puluhan warga nelayan yang sudah kesal, mendatangi kapal beramai ramai dengan menggunakan kapal mesin sangkut.
Kapal yang diduga salah parkir karena berhenti di atas lahan tapak kelong yang merupakan lahan warga nelayan untuk memasang kelong.
Menurut warga nelayan, kapal dengan panjang mencapai 100 meter itu sebelumnya juga telah menabrak terumbu karang di antara Pulau Tembuan dan Pulau Bokok.
Warga nelayan yang ada di sana menyebut akibat menabrak karang ini, warga nelayan merasa habitat ikan di karang yang biasa nelayan mencari ikan, menjadi rusak.
Padahal, nelayan sudah punya izin memasang kelong dari dinas terkait, tapi terpaksa tidak bisa memasang kelong. Mereka saat ini menunggu itikad baik dari pemilik kapal.(kf)