Suasana RDP terkait pembongkaran pasar induk jodoh di ruang rapat Serbaguna DPRD Kota Batam, Rabu (24/2/2021). (foto: exp) |
Kata dia, perencanaan revitalisasi Pasar Induk Jodoh ini telah mulai sejak tahun 2018 hingga 2021.
"Pada bulan Februari dan Maret tahun ini adalah proses lelangnya, sementara untuk pembongkaran dan pembangunan bulan April sudah mulai di proses," ujarnya kepada awak media di Ruang Rapat Serbaguna DPRD Batam, Rabu (24/2/2021).
Lanjut kata dia, biaya pembongkaran, berasal anggaran pendamping desa yang dianggarkan dari APBD 2021.
"Ini adalah pemancing supaya pemerintah pusat mengalirkan anggaran agar pembangunan Pasar Induk dibiayai oleh APBN dengan masa pembangunan selama 2 tahun," jelas pria yang akrab disapa Cak Nur itu.
Menurutnya, revitalisasi Pasar Induk Jodoh ini diperuntukan dan akan digunakan untuk para pedagang yang telah terdata yakni sebanyak 1.808 para pedagang.
"Kita juga akan mengevaluasi persolaan yang terjadi atas dampak ini, kita akan melakukan kordinasi lebih lanjut pada 1 Maret. Pemko Batam bersama tim dan pedagang untuk berdialog bersama menindaklanjuti pertemuan ini dan mencari solusi," bebernya.
Selain itu, Cak Nur berharap kepada seluruh masyarakat Batam dan para pedagang agar tidak ada yang menghambat rencana mega proyek pemerintah tersebut.
"Kita berharap semuanya saling mendukung dan harus saling percaya antara pemerintah dan masyarakat. Negara melalui pemerintah tidak akan pernah menyengsarakan rakyat," harapnya.
Jika memang tidak ada kordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat terkait proyek tersebut tentu pembangunan itu tidak bisa dilakukan.
"Kami mohon kepada Pemko Batam, bantu pedagang kita dan libatkan seluruh komponen masyarakat agar hasilnya maksimal," pungkasnya. (exp)