Kepolisian saat ke TKP |
EXPOSSIDIK.com, Lingga -- Muliono bin Roni (50) warga Bukit Kapitan ditemukan sudah membusuk di Kebun Kimen di wilayah seputaran Air Panas Kecamatan Singkep.
Muliono yang kesehariannya berprofesi sebagai pembuat tempe, sudah tiga hari tidak pulang ke rumah karena melakoni kegemarannya berburu kancil (Pelanduk). Hal ini dibenarkan Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Lingga, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ucok Lasdim Silalahi di Lingga, Senin, 21 November 2017.
Menurut Ucok, korban berjenis kelamin laki-laki ditemukan sudah membusuk di kebun Kimen identitas bernama Muliono, Selasa 21 November 2017. "Pertama kali korban ditemukan oleh Haryadi (69) dan Armah (63) saat akan menyadap karet di kebunnya," kata Ucok.
Dalam perjalanan menuju kebun, sampai Ucok, tepatnya di area kebun Kimen tidak jauh dari jalan aspal (50meter) Haryadi melihat ada sepeda motor dengan plat Nopol BP 2482 LA yang tumbang dan tergeletak di pinggir jalan.
Atas kejadian itu, Haryadi mecoba mendekat dan setelah dilihat ternyata sosok mayat tergeletak disamping sepeda motor tersebut yang dipenuhi semak belukar. "Korban memakai jaket hitam dan celana training," ujarnya Kapolres.
Lanjutnya, setelah melihat dan meyakini bahwa ada mayat, Haryadi kembali ke belakang untuk memberitahukan kepada istrinya menemui Kimen selaku pemilik kebun. "Mendapat kabar itu, Kimen menyuruh Haryadi melapor ke Polsek Dabo Singkep."
Menindaklanjuti laporan warga tersebut, terang Ucok, kepolisian meluncur ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan membawakan jenazah ke RSUD Dabo.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban, Kepala RSUD Dabo Singkep, Asri Wijaya, menerangkan pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan. "Kesimpulan sementara, korban meninggal karena sakit," ujarnya.
Kapolres Lingga menambahkan, dari pemeriksaan dokter itu kesimpulan sementara korban meninggal dikarenakan sakit, namun kepolisian tetap akan melakukan penyelidikan. "Nanti apabila ditemukan ada unsur-unsur pidana, maka akan dilakukan proses hukum lebih lanjut," katanya.
MARDIAN