Bebby Candra Direktur PT Petra Dabo Indonesia |
LINGGA | EXPOSSIDIK.com - Murahnya harga karet mentah, membuat para petani karet terkesan emoh untuk memproduksikan susu karetnya. Melihat keadaan seperti ini PT Petra Dabo Indonesia (PDI) terpanggil dengan mendirikan smalter mini karet mentah.
Gagasan ini sudah terimpikan sejak beberapa tahun yang lalu, namun baru dapat terwujud pada tahun ini. Hal ini diungkapkan Bebby Chandra selaku Direktur PT Petra Dabo Indonesia di lokasi pengolahan karet (19/12)
Menurut Bebby, PT Petra Dabo Indonesia di dirikan memang bergerak di bidang pengolahan karet dan lokasinyapun di pilih di Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga.
Rencananya, terang Bebby, smalter tersebut akan memulai operasi pada Februari 2017 mendatang. Dimana, tiap bulannya membutuhkan bahan baku karet sebanyak 500 ton dan hasil produksinya akan dil empar ke pasaran luar negeri, seperti ke Malaysia dan Cina.
"Saat ini untuk wilayah Dabosingkep dan sekitarnya, produksi karet dalam satu bulan mencapai 300 ton, dimana masih kurang sekitar 200 ton untuk mengejar kebutuhan produksi per bulannya," ungkap Bebby.
Meski begitu, dirinya masih tetap optimis target produksi 500 ton karet per bulan di bulan kedua tahun 2017 nanti akan terwujud. Karena saat ini pihaknya baru membeli dari petani karet dan penampung di wilayah Singkep dan belum sampai ke daerah lain di Lingga, ungkapnya.
"300 ton itu baru untuk Pulau Singkep. Di Daik Senayang bahkan nanti kita sampai ke Tanjungbatu, kita beli pasti sampai 500 ton bahkan mungkin bisa lebih," ucap Bebby optimis.
Bebby juga memaparkan bahwa saat ini, hampir 300 ton karet sudah mulai diolah dalam tahap uji coba dengan mempekerjakan 10 orang karyawan.
Terkait harga yang di tawarkan oleh perusahaan kepada petani karet, Bebby bilang harganya cukup bersaing, dimana dibandingkan di bawa ke Jambi terdapat selisih Rp1000.
"Jadi harga yang kita tawarkan lebih tinggi Rp1000 dari penampung Jambi, karenanya lebih baik jual ke kita," bebernya.
Selain membeli karet dari penampung, ungkap Bebby, pihaknya juga akan membuka lahan seluas 80 hektar untuk di tanami karet dan di perkirakan dalam waktu setahun sudah bisa siap panen dengan jumlah pohon sekitar 20 ribu, tambahnya.
[Md/sidik]