RDP Komisi IV DPRD Kota Batam bersama Kepala Puskesmas se-Kota Batam. (Foto: Fay) |
Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi mengatakan pemberitaan di media yang mengatakan akibat kelalaian puskesmas dan mengakibatkan pasien meninggal, sebetulnya pasien datang itu sudah dalam keadaan meninggal.
“Kami juga dapat bukti video pada saat dia tenggelam itu memang kejadiannya ada 3 orang yang tenggelam diantaranya 2 berhasil selamat yang satu ini luput dari pantauan keluarganya, baru 10 menit kemudian korban baru ditemukan,” kata Didi.
Lanjutnya, dicatatan kita pasien itu datang sekitar pukul 18.10 Wib, dia dibawa bibinya dengan sepeda motor dan pada saat itu petugas puskesmas yang ada saat itu memang hanya bidan.
"Jadi yang jaga sore itu ada 3, Bidan 1 perawat 1 dan dokternya on call dan petugas ambulan juga on call,” ujarnya.
Kronologi
Dari hasil pemeriksaan memang, Nadinya tidak terdeteksi dan waktu diperiksa matanya, pupil atau lubang tengah mata itu sudah melebar jadi tidak ada reaksi.
Memang bidan yang jaga itu menyimpulkan pasien sudah meninggal akan tetapi yang bersangkutan tidak berani mengatakan dengan tegas ke keluarga bahwasanya pasien tersebut sudah meninggal dunia, tapi malah dia mengikuti arahan keluarga, bahwa keluarga bilang untuk dipasang oksigen dulu dan malah dipasang.
"Sebetulnya jija dia dengan tegas mengatakan pasien sudah meninggal dunia maka tidak ada permasalahan," ungkapnya dengan nada kesal.
Lanjutnya, dari sisi kami kelemahannya yang pertama memang dokter jaga tidak stanby sebetulnya.
"Ini bukan kebijakan dinas kesehatan dokter itu tidak ada karena semua puskesmas kita itu sudah terverifikasi mereka sudah punya yang namanya standar pelayanan minimal," tambah Didi.
Didi juga mengatakan pada saat kejadian jam 18.10 Wib itu pasien datang, jam 18.12 Wib dicek nadinya tidak teraba. Sekitar pukul 18.13 Wib, pupil melebar dan petugas kita juga melakukakan resistensi jantung paru seperti yang dilakukan oleh orang yang jam 18.17 Wib.
"Supir ambulan dihubungi tidak di angkat Kepala TU dihubungi kemudian jam 18.31 Wib Kapus juga dihubungi tidak diangkat dan 18.33 Wib dihubungi balik oleh kampus, dan kemudian korban dibawa oleh keluarga ke rumah sakit budi kemulian dan disana dinyatakan sudah meninggal," kenangnya.
Yang bikin keluarga pasien itu emosi pada saat dirumah sakit karena menurut keterangan dokter di rumah sakit yang kami juga protes ke Budi yang mengatakan bahwasanya itu terlambat dibawa kerumah sakit.
"Itunya yang membuat keluarga pasien jadi panas dan emosi dan kembali lagi ke Puskesmas lalu dierekamlah video itu," ujarnya
Anggota Komisi IV DPRD Bobby Alexander Siregar geram dengan penyampaian Kepala Puskesmas yang meminta diadakan kompetensi.
"UGD yang di puskesmas itu yang harus di benahi, masa seorang bidan ini tidak bisa mengerti orang ini hidup atau mati, Bapak Ibu ini semuanya sudah bersekolah punya profesi," ujarnya dengan lantang.
Ides Madri juga mengatakan jika memang belum siap dengan IGD atau UGD yang ada tolong kita ditutup aja.
"Lebih baik jujur aja jangan berikan harapan kepada masyarakat jika kita tidak siap. “Kami juga dari Komisi IV akan menjadwalkan sidak IGD – IGD di Puskesmas,” pungkasnya. (Fay)