Batam, expossidik.com: Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.
Sebagai Keynote Speaker adalah Dirjen Aplikasi Informasi yaitu, Samuel Abrijani Pangarepan, B.Sc., dan Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.
Berthold DH Sinaulan (Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Ketua Komisi Kehumasan dan Informatika) pada pilar Kecakapan Digital ia memaparkan tema "Peluang Berprestasi di Media Sosial". Berthold menjelaskan dunia digital dan internet menyajikan banyak kemudahan tetapi juga banyak tantangan dan cobaan. Kebijakan pramuka dari Indonesia dimaknai bukan hanya di alam terbuka tetapi juga untuk kegiatan di dalam ruangan termasuk saat pramuka menggunakan gawai yang terhubung dengan internet.
"Sesuai dengan dasa darma pramuka, ada 10 poin suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan, antara lain berpikir positif berkata positif dan perbuatan positif, hilangkan dan tidak meneruskan ujaran kebenciaan, serta kabar bohong dan segala hal dalam berkomunikasi yang menimbulkan perpecahan dan intoleransi," ungkap Berthold, Sabtu (14/8/2021) lalu.
Dilanjutkan dengan pilar Keamanan Digita oleh Ir. Bonafasius Wahyu Pudjianto (Direktur Pemberdayaan Informatika). Ia mengangkat tema "Menjaga Persatuan Melalui Digital Platform".
Boni menjelaskan, meningkatkan literasi digital Indonesia dengan cara menyebarkan konten positif. Berbagai kegiatan literasi digital agar Indonesia makin cakap dengan empat pilar, meliputi digital skill, digital culture, digital ethics, serta digital safety.
"Menjaga data diri membuat password yang kuat dan tidak membagikan kode OTP kepada siapapun. Jejak digital merupakan semua informasi yang pernah di unggah di media sosial atau internet," kata Boni.
"Karakteristik jejak digital meliputi jejak digital aktif dan pasif. Jejak digital bersifat abadi, bisa kembali diakses di perangkat, dapat diubah menjadi bentuk lain, serta saat telah dibagikan satu kali, dapat kembali dibagikan berkali-kali," tambahnya.
Pada Pilar Budaya Digital oleh Amsakar Achmad (Kepala Kwarcab dan Wakil Walikota Batam). Amsakar memberikan materi dengan tema "Peran Pramuka Dalam Menjaga Budaya Bhineka".
Amsakar menjelaskan, gerakan pramuka siap menghadapi tantangan pemuda yang kian kompleks di masa depan. Anggota pramuka merupakan perekat kesatuan Negara Republik Indonesia, konsekuensinya pramuka harus mampu menjadi jembatan generasi milenial yang kuat dan cerdas.
"Pramuka harus mampu berperan sebagai inisiator dan kreator serta integrator dari kegitan-kegiatan yang bersifat membangun semangat kebangsaan dan keBhineka-an di kalangan generasi millennial," jelas Amsakar.
Pramuka diharapkan menjadi benteng ketahanan budaya dalam membendung penetrasi perusakan budaya terhadap generasi muda dengan cara pelemahan berbagai aspek kehidupan berbangsa secara masif dan terus menerus, tetapi tanpa disadari ancamannya karena bagaikan milik sendiri.
"Pramuka harus cerdas aktulisasinya dalam jiwa kepramukaan sebagai gerakan kemasyarakatan yang berakar pada kebudayaan sendiri dan berbasis generasi muda dan orang dewasa," kata dia.
Narasumber terakhir pada pilar Etika Digital oleh Indrawati Sugiatiningsih (Dosen dan Pegiat Anti Narkoba). Indrawati mengangkat tema "Etika dan Bijak Bermain di Dunia Maya".
Indrawati membahas praktek etika di masyarakat yang berkaitan dengan komunikasi, interaksi sosial, perilaku media masa dan opini publik diharapkan dapat mencerminkan nilai normatif yang religius. Etika digital merupakan tata cara baik menggunakan media sosial kepada orang lain.
"Etika digital diperlukan ketika berkomunikasi bersama orang lain agar memperhatikan kesopanan, norma dan tanggung jawab sebab penggunaan digital atau media sosial secara tidak sehat akan mengakibatkan dampak buruk dan kerugian," ucap Indrawati.
Penggunaan etika digital, antara lain tidak menyebarkan konten provokasi, tidak membagikan berita hoax, menggunakan bahasa yang baik, tidak melakukan ajakan radikalisme dan terorisme, serta tidak mengganggu privasi orang lain.
"Cara bijak menggunakan media sosial, antara lain berfikir sebelum mengunggah, menjaga privasi, membatasi penggunaan media sosial, penggunaan konten, serta menjaga sikap dan etika," terangnya.
Webinar diakhiri, oleh Ramadhini Sari (TV Host, Penyanyi, dan Influencer dengan Followers 30,1 Ribu). Ramadhini menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa sesuai dengan dasa darma pramuka, ada 10 poin suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan, antara lain berpikir positif berkata positif dan perbuatan positif, hilangkan dan tidak meneruskan ujaran kebencian, serta kabar bohong dan segala hal dalam berkomunikasi yang menimbulkan perpecahan dan intoleransi.
Kata dia, Jejak digital bersifat abadi, bisa kembali diakses di perangkat, dapat diubah menjadi bentuk lain, serta saat telah dibagikan satu kali, dapat kembali dibagikan berkali-kali.
"Pramuka diharapkan menjadi benteng ketahanan budaya dalam membendung penetrasi perusakan budaya terhadap generasi muda dengan cara pelemahan berbagai aspek kehidupan berbangsa secara masif dan terus menerus, tetapi tanpa disadari ancamannya karena bagaikan milik sendiri," jelas Rama.
"Pramuka harus cerdas aktulisasinya dalam jiwa kepramukaan sebagai gerakan kemasyarakatan yang berakar pada kebudayaan sendiri dan berbasis generasi muda dan orang dewasa. Cara bijak menggunakan media sosial, antara lain berfikir sebelum mengunggah, menjaga privasi, membatasi penggunaan media sosial, penggunaan konten, serta menjaga sikap dan etika," tutupnya. (r/Exp)