![]() |
Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Utusan Sarumaha. (Foto: ist) |
Batam, expossidik.com: Anggota Komisi I DPRD Kota Batam, Utusan Sarumaha soroti dan angkat bicara terkait hasil sweb yang dilakukan oleh rumah sakit yang ada di Kota Batam, yakni akurasinya itu harus dipastikan hasilnya 100 persen.
"Kita tidak suudzon dan tidak menuduh, tetapi ini adalah memastikan kepercayaan publik terhadap hasil swab," ucap Utusan saat ditemui diruangannya, Jumat (23/7/2021).
Menurutnya, hal itu juga bertujuan untuk meminimalisir adanya eror terhadap hasil sweb yang dilakukan oleh rumah sakit. Sebab selama ini Pemerintah hanya fokus memberikan anggaran terhadap penanganan Covid-19.
Namun belum ada untuk memastikan hasil-hasil swab yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang mempunyai laboratorium itu adalah absolut 100 persen.
"Banyak keluhan dan komplen dari masyarakat yang kami terima terkait hasil sweb itu, awalnya setelah dilakukan pemeriksaan kata pihak rumah sakit tidak Covid-19, namun setelah meninggal dunia dinyatakan positif Covid-19," imbuhnya.
Maka dari itu, dia akan menyarankan kepada Pemerintah Kota (Pemko) Batam agar membentuk tim khusus untuk melakukan pengawasan yang ketat dari hasil sweb yang dikeluarkan oleh rumah sakit.
Sebab, hingga saat ini tumbuh dan turunnnya kasus Covid-19 itu adalah berdasarkan hasil swab yang dilakukan, oleh karenanya harus ada dari tim gugus tugas Covid-19 yang melakukan pengawasannya.
"Harus ada pengawasan yang ketat, terhadap hasil-hasil yang telah diterbitkan rumah sakit. Selama ini kan belum ada terpikirkan, termasuk alat tesnya juga. Sebab banyak kejadian saat diperiksa di klinik A dia positif dan diperiksa di klinik B dia negatif," ungkap ketua Fraksi Hanura DPRD Kota Batam itu.
Lanjutnya, sangat banyak masyarakat yang tidak bisa menerima permasalahan seperti itu, tentunya harus ada salurannya juga untuk menguji akurasi itu disamping dengan adanya upaya untuk meminimalisir mobilitas dan pembatasan kegiatan masyarakat.
"Harus ada pengawasan apakah pengambilan sampelnya sudah tepat, apakah prosesnya sudah standar. Selama ini tidak ada diawasi dan dipercayakan sepenuhnya saja kepada rumah sakit," pungkasnya. (Fay)