Deputi Pengembangan Pemasaran Kementerian Pariwisata, Esti Reko Astuti |
EXPODSIDIK.com, Batam -- Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian RI, Esthy Reko Astuti, mengatakan ditetapkannya Batam sebagai lokasi kegiatan kementerian pariwisata dikarenakan Batam merupakan pintu masuknya wisatawan asing dari luar negeri.
"Terutama wisatawan asal Singapura, Malaysia, maupun Thailand," kata Esthy pada konferensi pers seusai acara Kemilau Sumatera 2017 di Atrium Kepri Mall, Batam Centre, Jumat, 27 Oktober 2017.
Menurut Esthy, letak Batam yang sangat strategis dekat dengan negara tetangga menjadi daya tarik tersendiri. "Termasuk telah tersedianya fasilitas penunjang kepariwisataan di Kepri."
Atas pertimbangan tersebut, sampai Esthy adalah wajar jika Batam dijadikan tempat kegiatan pemasaran pariwisata nusantara Kementerian Pariwisata RI yang akan berlangsung selama 2 hari, dari tanggal 27-28 Oktober 2017.
Selain itu, terang Esthy, dipilihnya Batam karena Kepri, secara khusus Batam itu komplit, begitu juga Sumatera, mulai dari beranekaragamnya atraksi seni, alam, budaya hingga adventure sudah tersedia.
Esthy mengungkapkan, salah satu program Kementerian Pariwisata RI adalah menfasilitasi bisnis pariwisata mulai dari pemasaran produk, pasar, dan kapan even-even tersebut dilakukan. "Keikutsertaan industri pariwisata mutlak diperlukan," katanya.
Ketika ditanya sejauhmana koordinasi kementerian dengan para pemain industri pariwisata di daerah, terutama di Kepri karena diselenggarakan di Kota Batam, Esthy enggan memerinci. "Untuk itu bisa ditanya pada bidangnya. Kalo kecapkan nomor satu," ujarnya bercanda.
Saat ini, terangnya yang ditawarkan dalam Kemilau Sumatera 2017 terdapat 10 provinsi beserta kabupaten dan kota. Kesepuluh provinsi ini, Esthy, meyakinkan memiliki potensi komplit dan luar biasa. "Pangsa pasarnya bukan hanya nusantara, tapi juga mancanegara, Singapura, Malaysia, dan Thailand," ujar Esthy.
Esthy menyebut bahwa untuk mendukung Pesona Indonesia, Kementerian Pariwisata RI tahun 2019 menargetkan 275 juta perjalanan wisata nusantara, dan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara.
Esthy menambahkan, kunjungan wisatawan nusantara setiap tahunnya terlihat terus meningkat. Tahun lalu, dari kunjungan wisatawan nusantara sebanyak 265 juta diasumsikan pengeluaran sebesar Rp241 triliun. "Kedepan diharapkan capaiannya sekitar 275 juta," katanya.
Hal senada diungkapkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Kepri, Syamsul Bahrum, mewakili Gubernur Kepri Nurdin Basirun. Ia mengapresiasi kementerian pariwisata yang menyelenggarakan kegiatan Kemilau Sumatera 2017.
Menurut Bahrum, Indonesia termasuk multi dimensi di bidang pariwisata. "Dengan keberagaman tersebut, sudah selayaknya perolehan devisa dari sektor pariwisata bisa terus meningkat," ujarnya.
ALBERT ADIOS GINTINGS