EXPOSSIDIK.com, Natuna -- Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Natuna Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Carles Sinaga mengatakan Indonesia memiliki keberagaman suku, budaya, maupun bahasa. "Dan nilai-nilai tersebut ada dalam Pancasila," kata Carles saat menghadiri kegiatan sarasehan dengan tema Peran Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Mempersatu Bangsa, di Rumah Makan Gerai, Natuna, Sabtu, 17 Juni 2017.
Menurut Carles tema yang diangkat saat ini sedang heboh di media, terkait tindakan sekelompok orang yang berusaha merongrong nilai-nilai Pancasila.
Carles menuturkan, sejak awal Pancasila di buat dengan proses yang panjang sehingga memenuhi karakteristik keberagaman Indonesia. "Itulah yang membedakan Indonesia dengan negara lain," katanya.
Hal sama diungkapkan Kasdim 0318/Natuna mewakili Komandan Kodim, Mayor Inf Oky Fikriansyah mengatakan Pancasila merupakan ideologi bangsa sebagai bentuk kemajemukan.
Menurut Oky, Pancasila mendekripsikan moral berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai moral bangsa dijadikan pedoman bernegara dan berbangsa dalam perwujutan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan UUD 1945.
Oky menggambarkan, Indonesia terdiri banyak pulau, dari Sabang sampai Marauke memiliki kemajemukan, dan keberagaman baik suku maupun agama. "Didalam Pancasila, kita dijadikan satu dan sederajat," katanya.
Oky mengungkapkan, keyakinan akan adanya Tuhan merupakan modal utama untuk memacu diri agar bisa menjadi manusia yang bijak dan berbuat adil. "Mari benahi kehidupan kita dalam berbangsa bernegara, dan jadikan Pancasila satu satunya ideologi."
Sementara itu, Kepala Bakesbang Kabupaten Natuna, Muctar Ahmad mengatakan dalam mengimplimentasikan Pancasila, Indonnesia sering diuji untuk menjadi bangsa yg besar. Suka tidak suka, katanya, harus bisa melawan ancaman yang timbul baik dari dalam maupun dari luar, termasuk memerangi proxy war.
Menurut, Muctar, Pancasila itu gagasan yang bersifat statis dan dinamis. Pancasila bukan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu. Pancasila adalah untuk seluruh kepentingan bangsa Indonesia.
Usai pemberian wejangan soal Pancasila sebagai idiologi bangsa Indonesia, acara dilanjutkan dengan tausyiah ramadhan, buka puasa bersama, dan pemberian santunan kepada anak Yatim.
SARWANTO