Terbentuknya se-Kumpulan Bikers Subuhan di Kepulauan Anambas
Bikers Subuhan. |
Melalui Awalun Bikers Subuhan Bintan, Rian Dwi Neddriansyah membentuk Bikers Subuhan di Anambas.
Rian Awalun dari Bikers Subuhan Bintan mengatakan, Bikers Subuhan ini bukan komunitas maupun klub motor, akan tetapi merupakan wadah, sekumpulan Bikers pegiat sholat subuh berjamaah yang dikuti beberapa anggota klub motor maupun non klub yang pertama kali lahir di Kota Bandar Lampung.
“Bikers Subuhan ini bukan khusus mereka yang tergabung dalam Club Motor, melainkan wadah sekumpulan orang yang siapa saja boleh bergabung dengan satu syarat yaitu Shalat, dan Bikers Subuhan juga bukan berarti Shalatnya pada waktu subuh saja, melainkan juga Shalat Dzuhur, Asyar, Magrib, dan Isyak yang wajib dilakukan sebagai kewajiban kita orang Islam,” kata Rian, kepada awak media. Minggu.(8/3/2020).
Dalam hal ini Rian yang mengetahui belum adanya wadah Bikers Subuhan di Anambas membentuk dan mengajak seluruh elemen masyarakat baik dari muda maupun tua untuk bergabung di Bikers Subuhan Anambas dengan tujuan meramaikan masjid-masjid serta menambah ilmu keagamaan yaitu Agama Islam.
Rian menjelaskan gerakan Bikers Subuhan ini berawal dari bro Sani Rizani (MACI Lampung) saat kongkow di event bertajuk Motor. Dari obrolan hangat antara Sani Rizani dengan Irfan Adysurya (Kastemride Syndicate MC) timbul ide brillian mengumpulkkan bikers untuk riding mencari pahala dan berkegiatan positif, yang perdana mereka lakukan 25 Februari 2017 dengan tajuk subuh berjamaah.
“Sejarah Bikers Subuhan ini berawal dari Lampung yang terus berkembang dan semakin meluas terbentuk disetiap wilayah dan hampir di seluruh Indonesia,” jelas Rian.
Dalam hal ini Rian yang mengetahui belum adanya wadah Bikers Subuhan di Anambas membentuk dan mengajak seluruh elemen masyarakat baik dari muda maupun tua untuk bergabung di Bikers Subuhan Anambas dengan tujuan meramaikan masjid-masjid serta menambah ilmu keagamaan yaitu Agama Islam.
Rian menambahkan, dengan adanya Bikers Subuhan di Anambas, semoga wadah ini menjadi bentuk keperdulian pemuda-pemudi di Anambas untuk kedekatan mereka kepada Sang Pencipta dan bisa mengisi shaf-shaf yang masih kosong di Masjid terutama di waktu jam Shalat Subuh.
Arthur