Lukita Dinarsyah Tuwo |
Batam Economic Forum mempertemukan para pejabat senior di pemerintahan, para pimpinan bisnis nasional, termasuk pebisnis dari Batam, untuk berbagi informasi strategis tentang perkembangan ekonomi Indonesia terkini, menyumbangkan dan merumuskan pemikiran-pemikiran baru guna mendongkrak perekonomian, baik bagi kawasan Batam dan juga Indonesia.
Batam Economic Forum akan dilangsungkan pada tanggal 27 Februari 2018 di Radisson Golf & Convention Center di Batam, pukul 07.30 - 17.30 WIB. Forum ini akan dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, yang akan menyampaikan keynote address.
Pembicara lainnya termasuk Gubernur Kepri, Nurdin Basirun, Ketua BP Batam, Lukita Tuwo, Walikota Batam, Muhammad Rudi, Direktur Utama PLN Batam, Dadan Kurniadiputra, Direktur Eksekutif Pollux Properties, Nico Po, Pendiri Berkarya Indonesia, Ilham Habibie, dan banyak lagi pembicara ternama lainnya.
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Lukita Tuwo mengatakan Batam berada di Selat Melaka sehingga posisinya sangat strategis. Di mana, 70.000 kapal menyeberangi Selat Malaka setiap hari. "Ini hampir tiga kali lipat dari Terusan Panama dan juga dua kali lipat Terusan Suez," Lukita di Jakarta, Jumat, 23 Februari 2018.
Selain itu, terangnya, Batam termasuk daerah yang sangat dinamis, dekat dengan Singapura dan Johor. "Dengan lokasi yang strategis ini, saya yakin Batam masih memiliki potensi tinggi untuk tumbuh di masa depan seperti di masa lalu ketika ekonomi Batam tumbuh lebih tinggi daripada ekonomi nasional," ujarnya.
Menurut Lukita dengan adanya potensi, lokasi strategis dan infrastruktur yang dimiliki Batam, termasuk adanya kawasan industri, galangan kapal dan industri ia meyakini Perekonomian Batam dapat kembali tumbuh seperti kejayaannya dimasa lalu.
“Beberapa hal yang sudah ditawarkan Batam adalah mendorong pembangunan pusat logistik regional, industri pariwisata dan juga pengembangan fasilitas MRO (Maintenance Repair And Overhaul). Termasuk, pengembangan ekonomi digital," katanya.
Lukita menyebut, Batam mempunyai kelebihan dibanding tempat-tempat lain di kawasan karena memiliki lokasi pelabuhan dan bandara yang berdekatan. Sehingga, sangat cocok untuk pengembangan pusat logistik yang efisien.
Senada dengan itu diungkapkan Pendiri Indonesia Economic Forum, Shoeb Kagda. Ia menyebut Indonesia Economic Forum setiap tahunnya menyelenggarakan forum ekonomi di tingkat nasional.
"Mulai saat ini hingga ke depannya, Indonesia Economic Forum akan menggelar serangkaian forum ekonomi di tingkat regional, termasuk Batam Economic Forum, yang merupakan forum ekonomi regional pertama kami," katanya.
Shoeb mengatakan Batam merupakan pilihan yang tepat sebagai tuan rumah pertama dalam rangkaian forum ekonomi regional. Selain itu, katanya, Batam telah membuktikan keberhasilannya berdasarkan model ekonomi yang dicanangkan di masa pemerintahan Presiden BJ Habibie.
"Saat ini Batam sedang mencari model ekonomi yang baru untuk membangkitkan kembali gairah perekonomian seperti dahulu yang mampu mencapai 7%," ujarnya.
Saat ini, Batam berkontribusi sebesar 60% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Provinsi Kepulauan Riau, dan dalam kontribusi terhadap pendapatan nasional, Batam menempati urutan ke-17 dari 500 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.
Sejak tahun 2009 pertumbuhan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam mengalami stagnasi karena minimnya infrastruktur pendukung dan tidak ada masterplan baru untuk pengembangan selanjutnya.
RDK I IWAN