Foto bersama Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah |
"Karenanya, keberadaan LAM menjadi sangat penting dalam memayungi keharmonisan kehidupan bermasyarakat Kota Tanjungpinang," kata Lis dalam kegiatan Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Penmas) di Aula Bulang Linggi, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, Jumat, 22 Desember 2017.
Di Tanjungpinang, Lis menyebut terdapat berbagai suku dan budaya, mulai dari suku Melayu, Jawa, Batak, Padang, Sunda, hingga Flores, maupun Tionghoa. "Sudah sepatutnya LAM menerapkan prinsip berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing," ujarnya.
Untuk itu, Lis berharap, LAM Kota siap menghadapi tantangan global kedepan, maupun saat ini. "Bak kata petuah yang lama dikelek, yang baharu didukung. Artinya, adat lama tetap diamalkan, disamping budaya hidup yang baru," katanya.
Sebelumnya, Lis mengungkapkan keinginan agar Ketua LAM Kota Tanjungpinang, Raja Al Hafiz, mengutarakan hal yang sama. Ia ingin pemerintah membuat aturan dan perwako yang jelas mengenai nama jalan, tokoh, perkantoran, dengan memakai nama sejarah Kerajaan di Tanjungpinang.
"Mari dibantu pemerintah, dengan menonjolkan kekhasan adat dan budaya Melayu di Kota Tanjungpinang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Kesbangpol Penmas, Wan Kamar, menjelaskan kegiatan dimaksudkan untuk menjalin komunikasi antara pemerintah dengan LAM Kota Tanjungpinang.
Selain itu, untuk memfasilitasi tradisi dan budaya Melayu, diantaranya melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana budaya Melayu, semisal pakaian adat Melayu.
Sesusai sambutan, Lis menyerahkan bantuan berupa pakaian adat kepada Ketua dan pengurus LAM Kota Tanjungpinang.
Editor: ALBERT ADIOS GINTINGS