Wakil Bupati Bintan, Dalmasri Syam |
EXPOSSIDIK.com, Bintan -- Kepala Badan Pengusaha (BP) Bintan, Mohamad. Saleh H. Umar, mengatakan Bintan saat ini tengah mempersiapkan area seluas 200 hektar di wilayah Tanah Merah untuk pembangunan kawasan wisata bernuansa budaya.
"Nanti di Tanah Merah, luasnya 200 Hektar. Kita sudah turun ke sana dan alhamdulillah pemiliknya bersedia melepas," kata Saleh seusai kegiatan sarasehan bersama pengusaha Kawasan FTZ di Nirwana Gardens Lagoi, Selasa, 31 Oktober 2017.
Menurut Saleh, selain untuk kemudahan para pengusaha, konsef rencana wisata nantinya kental dengan nuansa melayu. "Kemarin baru Singapura dan Hongkong. Mudah-mudahan nantinya setelah dapat investornya, wacana ini cepat direalisasikan," katanya.
Hal senada diungkapkan Wakil Bupati Bintan, Dalmasri Syam. Ia mengatakan ke depan Pemerintah Daerah akan berupaya optimal untuk memberikan kemudahan bagi para investor dalam berinvestasi. "Pemerintah Daerah sangat mendukung, ini rencana yang sangat baik," katanya.
Dalmasri mengungkapkan, selama ini ekspos terhadap wisata Bintan terus dilancarkan, tapi, walau begitu jangan sampai nilai budaya lokal malah hilang akibat masuknya budaya asing.
Keindahan alam khusunya destinasi bahari di Bintan mulai dikenal internasional. Hal ini dibuktikan dengan capaian membanggakan di tahun 2016, dimana Provinsi Kepri menduduki peringkat kedua kunjungan wisatawan asing tertinggi seletah Provinsi Bali dan sumbangsih terbesar bagi Kepri dalam kunjungan wisatawan adalah Kabupaten Bintan setelah Kota Batam.
Eksplorasi wisata pun terus digesa Pemerintah Daerah guna mengembangkan segala potensi yang ada. Bahkan Bintan diprediksi akan menjadi primadona wisata unggul Indonesia ke depannya.
Tercatat bahwa di tahun 2017 ada penambahan Perusahaan Modal Asing (PMA) sebanyak 19 PMA dengan rencana investasi sebesar 24 juta dollar. Selanjutnya, ada pengurusan pembangunan Hotel berbintang 3 dan 4 sebanyak 10 unit di kawasan pariwisata Lagoi dengan nilai investasi sebesar Rp7 Triliun dan serapan tenaga kerja mencapai 2.000 orang.
Editor: ALBERT ADIOS