Foto istimewa |
RUSIA - Gunung
merapi Kambalny kembali meletus keras setelah tidak aktif hampir 250 tahun. Kambalny
adalah gunung merapi yang terletak Kamchatka Paninsula di selatan Rusia merupakan
rumah bagi lebih dari 300 gunung berapi.
Sejak
tahun 1993, peneliti dari Tim Letusan Response Kamchatka Volcanic (KVERT) dari
Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia telah memantau aktivitas gunung merapi tersebut.
Olga
Girina, selaku Kepala KVERT mengatakan kepada kantor berita Rusia Tass, Tidak
ada kemungkinan Kambalny akan meletus.
"Ini
adalah kejutan bagi kami. Kami terus memantau dan akan menganalisis kemungkinan
ancaman," ujarnya.
Saat
gunung merapi Kambalny meletus, satelit Terra NASA menangkap gambar memuntahkan
material dari gunung tersebut yang membentang seluas 60 mil (100 kilometer)
barat daya.
Menurut
NASA Earth Observatory, Kamchatka Peninsula sebagian besar tertutup salju pada
tahun ini, dan tanggal 26 Maret, abu menutupi tanah di sekitar gunung berapi.
Meskipun
abu terlihat, peneliti NASA memperingatkan bahwa letusan gunung erapi juga
menimbulkan ancaman tak terlihat sulfur dioksida, yang dapat membahayakan
sistem pernapasan manusia. NASA Aura satelit, yang membawa instrumen ozon
pemantauan, mendeteksi segumpal udara sulfur dioksida bergerak ke selatan.
"Jumlah
SO2 tinggi melawan arah angin bisa disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk
emisi variabel di gunung berapi (seperti meledak awal), meningkatkan ketinggian
membanggakan melawan arah angin atau menurunkan kadar abu melawan arah
angin," Simon Carn, seorang ilmuwan atmosfer di Michigan Technological
University , mengatakan kepada Earth Observatory.
Sebuah
peringatan KVERT juga mencatat bahwa bulu abu sporadis mencapai hingga 26.200
kaki (8 km) di atas permukaan laut diharapkan dan dapat mempengaruhi pesawat
yang terbang di wilayah tersebut, menurut NASA.
[sumber:
reuter]