Rudi Tan Ketua Yayasan Vihara Bhadi Bakti Batam [foto:Expossidik.com] |
Pengunjung tidak hanya dari umat Budha, tetapi juga dari elemen masyarakat penganut agama lain non Budha, turut meramaikan Vihara. Mereka ada yang sekadar melihat-lihat, dan berfoto di beberapa patung setiap kawasan Vihara dan Klenteng.
Vihara Bhudi Bhakti yang berlokasi antara kompleks Windsor dan blok VI itu, kerap ramai dikunjungi wisatawan terutama umat Budha pada hari-hari besar keagamaan maupun hari-hari biasa. Hal itu di sebabkan karena Vihara Bhudi Bhakti merupakan Vihara tertua di kota Batam, dibangun sejak tahun 70-an dan diresmikan tahun 1986 oleh Kepala Badan Pelaksana otorita Batam saat itu Mayjen TNI Soedarsono Darmosoewito.
Menurut Rudi Tan selaku Ketua Yayasan Vihara Bhadi Bhakti Batam kepada Expossidik.com menuturkan bahwa pembangunan Vihara di mulai sekitar tahun 70-an, dimana merupakan pindahan dari Sei Jodoh dan Batu Ampar. Padahal, Vihara di Batu Ampar dan Sei Jodoh sendiri dibangun sekitar tahun 1950-an.
"Seiring dengan meningkatnya penduduk dan pembangunan pulau Batam, maka umat-pun semakin bertambah," jelas Rudi.
Rudi juga mengatakan bahwa atas pertumbuhan penduduk tersebut, hingga kini jumlah umat Budha yang bersembahyang ke Vihara Bhudi Bhakti sekitar 30 ribu orang. "Hingga saat ini, sudah sekitar 30 ribuan orang," bebernya.
Ketika di tanya seputar adanya Klenteng di kawasan Vihara Bhudi Bhakti, Rudi menyebut, bahwa Klenteng tersebut merupakan tempat sembahyang umat Kong Hu Cu dan terpisah dengan umat Budha.
"Pada dasarnya, umat Budha dan Konghucu itu sama hanya beda aliran," ungkap Rudi seraya memberi contoh seperti dalam Kristen ada Katolik dan Protestan. Demikian juga dengan Vihara Duta Maitraya Sei Panas, masih satu aliran dengan Vihara Bhudi Bhakti dan hanya beda majelis saja.
Namun dengan Taoisme, menurut Rudi, alirannya juga beda dengan Budha. Menurutnya, aliran Taoisme yang berpusat di Taiwan itu tidak ada penganutnya di Vihara Bhudi Bhakti, maupun mungkin di Indonesia.
Rudi juga menambahkan, kendati Kong Hucu itu sama dengan Budha, namun tempat ibadahnya berbeda, dimana tempat ibadah Kong Hucu dikenal dengan nama Klenteng yang sementara masih menumpang di kawasan Vihara Bhudi Bhakti menunggu bangunan Klenteng di komplek Cahaya Garden selesai.
"Untuk jelasnya, bisa ditanyakan kepada Pak Soedarmadi selaku Ketua Msjelis Konghucu Indonesia Batam (Makin)," jelas Rudi.
Dalam kesempatan itu, Rudi juga berharap di tahun Ayam 2017 perekonomian Batam bisa baik dan keamanan semakin kondusif. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada aparat keamanan dari Polresta Barelang, Polsek Batam Kota, Brimob juga Banser NU yang sudah ikut menjaga keamanan sejak Jumat di setiap sudut kawasan Vihara.
Hasil pantauan di lapangan terlihat juga mobil Gegana Brimob yang siaga, sehingga suasana tetap aman dan lancar.
[Ar/sidik]